Wednesday, December 31, 2008
My journey to Kelud Mountain. Libur kantor di company group ada lebih 12 hari, jadi cukup banyak waktu untuk jalan-jalan bersama keluarga. Akhirnya tanggal 24 Desember 2009, saya mudik via pantura. Perjalanan ke Solo memakan waktu lebih 12 jam karena macet namun sore hari saya lanjut ke Kediri untuk melihat anak Gunung Kelud yang menjadi primadona wisata Kediri. Tanggal 31 Desember 2008 perjalanan pulang ke Jakarta namun transit for end of year di Sahid Hotel, dekat kampus UAJY. Mampir sebentar dan beberapa satpam kampus masih mengenali saya, tapi saya sendiri lupa nama mereka. Duh malunya...
Tuesday, December 23, 2008
Belajar mengakui kesalahan. Alkisah terjadi di sebuah perusahaan yang mana terdapat atasan dan anak buah. Tulisan ini mencoba menggarisbawahi peran atasan dan peran anak buah serta kesalahan yang bisa terjadi saat menjalankan tugas. Banyak atasan yang disebut bos, selalu tidak mau merasa salah, apa yang terjadi di lapangan tidak mau terlibat alias cuci tangan. Demikian juga yang terjadi terhadap anak buah, selalu ingin perlindungan atasan jika terjadi kesalahan dan sialnya harapan itu selalu sirna karena para atasan terkenal dengan cuci tangan atau mencari kambing hitam. Menurut hemat saya, bobot pekerjaan atasan (baca: manajerial) biasanya tinggi makanya dia dibayar mahal, apalagi seorang direktur yang juga bersifat politis karena menjadi wakil pemegang saham. Sedangkan seorang staf, bobot nya tergantung dari sifat pekerjaan masing-masing. Kemudian mari kita lihat sebuah struktur organisasi yang mana terdapat kotak manajerial kemudian di bawahnya adalah para staf mulai dari asisten manajer hingga office boy. Di dalam teorinya Watson Wyatt (Factor CompTM) yang digunakan untuk membobot sebuah pekerjaan, terdapat nilai tingkat konsekuensi error / kesalahan. Konsekuensi error pemegang jabatan yang tinggi biasanya juga besar. Saya percaya Factor CompTM punya Watson Wyatt ini benar adanya dan alat tersebut menjelaskan bahwa seorang atasan sudah punya kodrat mempunyai tanggung jawab atas kesalahan yang besar. Tentu kesalahan anak buah menjadi bagian dari kesalahan dia. Jika anak buah salah, sudah semestinya atasan juga mawas diri, apakah :
- Atasan tidak ngajari anak buah melakukan yang benar ?
- Atasan memang tidak tahu hal yang benar ?
- Atasan sudah ngajari anak buah, tapi anak buah tetap salah ?
- Dua-duanya tidak tahu bagaimana melakukan hal yang benar ?
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi teman-teman yang merasa punya anak buah dan merasa menjadi atasan.
- Atasan tidak ngajari anak buah melakukan yang benar ?
- Atasan memang tidak tahu hal yang benar ?
- Atasan sudah ngajari anak buah, tapi anak buah tetap salah ?
- Dua-duanya tidak tahu bagaimana melakukan hal yang benar ?
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi teman-teman yang merasa punya anak buah dan merasa menjadi atasan.
Sunday, December 21, 2008
4 hari lagi adalah Natal. Dan tidak ada perayaan Natal tahun ini karena hingar bingar Natal sudah bukan saatnya dilakukan lagi, silakan orang lain merayakan Natal. Saya salut dengan ide kegiatan Natal diisi dengan acara bakti sosial, kunjungan kepada fakir miskin, pengobatan gratis, dll. Menurut saya itu lebih mengena karena ajaran untuk menyampaikan kasih itu sejatinya adalah seperti itu. Cuma gimana mau ikut bakti sosial secara full ya? Orang rencana mau mudik ke Solo bersama anak dan istri saya hehehe...
Saya jadi inget ada tetangga yang suka aneh, ingin dianggap sebagai orang yang berempati dengan penderitaan orang lain dan juga ingin dianggap sebagai orang yang mengerti ajaran kasih. Kenapa saya bilang aneh ? Karena selalu bicara kesana kemari baik lewat ajang resmi atau tidak resmi, suka ndagel yang tidak lucu. Yang tidak pernah disadari oleh orang-orang ini adalah bahwa dia tidak sadar bahwa banyak yang tidak suka dengan kelakuannya tapi si orang ini tidak pernah instropeksi diri bahwa dia salah. Yang pasti jangan sampai tabiat buruk ini terjadi di kantor karena pura-pura berempati di kantor, bisa lewat ucapan, email, blog atau sarana apa pun. Yang ada adalah cercaan orang lain. Sebagai contoh kejadian belum lama ini, orang menjadi tersinggung gara-gara ada seorang bos mengaku tersentuh hatinya gara-gara melihat salah satu anak buahnya yang bergaji kecil sedang bahagia karena mendapat pujian atas kinerjanya. Nah konon gara-gara pengakuan empati yang salah tempat ini, menjadikan polemik karena ada si karyawan jeli yang tahu bagaimana antagonis si bos dengan jerih payah si karyawan bergaji kecil tersebut. Demikian juga dalam Natal kali ini, kenapa misi Abbalove kali ini tidak merayakan Natal di Istora Senayan lagi. Karena tidak mau menjadi si bos !
Saya jadi inget ada tetangga yang suka aneh, ingin dianggap sebagai orang yang berempati dengan penderitaan orang lain dan juga ingin dianggap sebagai orang yang mengerti ajaran kasih. Kenapa saya bilang aneh ? Karena selalu bicara kesana kemari baik lewat ajang resmi atau tidak resmi, suka ndagel yang tidak lucu. Yang tidak pernah disadari oleh orang-orang ini adalah bahwa dia tidak sadar bahwa banyak yang tidak suka dengan kelakuannya tapi si orang ini tidak pernah instropeksi diri bahwa dia salah. Yang pasti jangan sampai tabiat buruk ini terjadi di kantor karena pura-pura berempati di kantor, bisa lewat ucapan, email, blog atau sarana apa pun. Yang ada adalah cercaan orang lain. Sebagai contoh kejadian belum lama ini, orang menjadi tersinggung gara-gara ada seorang bos mengaku tersentuh hatinya gara-gara melihat salah satu anak buahnya yang bergaji kecil sedang bahagia karena mendapat pujian atas kinerjanya. Nah konon gara-gara pengakuan empati yang salah tempat ini, menjadikan polemik karena ada si karyawan jeli yang tahu bagaimana antagonis si bos dengan jerih payah si karyawan bergaji kecil tersebut. Demikian juga dalam Natal kali ini, kenapa misi Abbalove kali ini tidak merayakan Natal di Istora Senayan lagi. Karena tidak mau menjadi si bos !
Monday, December 08, 2008
Hari Jumat, 5 Desember 2008 siang hari, saya ditelpon VP DAR, Pak H. Azhari Kamil, menanyakan posisi saya ada dimana. Saya jawab sudah dalam perjalanan ke Cilegon, padahal baru masuk tol gara-gara terlalu lama di kantor lama ;-) Tapi beliau tidak menanyakan lebih lanjut hanya berpesan agar membeli kambing secukupnya buat sumbangan kurban. Dengan bekal uang dari BOD, saya memang berencana membeli 4 ekor kambing untuk diserahkan kepada Bpk. Kepala Desa Argawana, Bpk. H. Lutfhi. Sesampainya di lokasi pabrik, saya menemui Roni, salah satu staf HR yang saya percaya untuk memegang urusan umum (General Affair). Tapi ngomong-ngomong, foto di samping itu kok lebih putih kambingnya ya Ron hehehe... Setelah kegiatan Security Assesment oleh tim surveyor PT Nawakara Perkasa Nusantara dalam hal ini Kusman Widiatmoko, Sales & Marketing Manager dan Denny Hermawan, Senior Surveyor yang asli Cilegon, saya dan tim berangkat ke rumah Pak Kades Haji Lutfhi untuk menyerahkan secara simbolik kambing kurban agar disalurkan kepada warga Argawana. Saya sengaja minta kepada staf HR lainnya untuk mengambil gambar guna dijadikan laporan kepada BOD DSI. Yang saya salut kepada Pak Kades, saat itu juga langsung disampaikan secara lisan bahwa kambing akan disalurkan kepada beberapa RT yang ada di desa Argawana, dan saya jawab mewakili DSI bahwa pembagian akan menjadi wewenang Pak Kades. Yang saya harapkan adalah ke depan, perangkat desa selalu mendukung program DSI serta membuat iklim kondusif agar tercipta suasana kerja yang harmonis karena jika DSI untung, pasti warga desa juga untung, demikian juga bangsa Indonesia lainnya akan untung karena dapat devisa jika DSI sudah mengekspor gula rafinasi ke manca negara. Amien !
Saturday, December 06, 2008
Sesuai rencana yang sudah saya info ke Direksi, saya akan mengunjungi site di Cilegon dan Jumat pagi saya ajak staf HR agar lebih mengenal lokasi kerja mereka. Namun sesuai rencana juga, saya ingin menepati janji datang ke kantor lama terlebih dulu. Saya akhirnya nyampai kantor lama di bilangan DBest Fatmawati, setelah parkir mobil, saya tinggal 2 orang staf HR di mobil karena prediksi saya cuma nongol, nyalami beberapa orang, kemudian langsung berangkat ke Cilegon bersama tim surveyor NPN. Tapi apa daya, dari lantai 1 sampai lantai 4, semua staf NPN yang notabene kolega lama saya minimal ngajak ngobrol dan basa basi. Di lantai 4 yang sudah berubah layout karena banyak manajer baru, kemudian ke bawah hingga lantai 1 yang lagi ada pertemuan HR. Mantan bos saya, Pak Armand, lagi mimpin rapat internal HR. Di sana ada beberapa orang yang sedang serius, tapi dasar Rully Azhar, mantan staf saya yang kocak tapi serius, ketawa-ketawa sehingga suasana serius rapat yang dikomandani Pak Armand jadi agak terganggu. Akhirnya karena Pak Armand sendiri yang menengok dan mengajak saya masuk, ya akhirnya saya masuk ke dalam ruang rapat tersebut. Ya nyalami teman-teman yang sempat beberapa tahun menjadi bagian tim HR yang solid waktu itu. Namun satu hal yang saya ambil dari kejadian Jumat, di NPN suasana kerja masih terlihat sangat bersahabat. Yang paling saya angkat jempol adalah kesibukan Pak Danu Rasimun, ex Polisi yang menjadi kepercayaan Bapak Hindarto. Sewaktu saya masuk ke ruangannya, Pak Ras, masih sangat sibuk dengan raut muka yang terlihat jelas menutupi rasa capai di usia yang usur. Saya dulu mendambakan Pak Ras menjadi karyawan teladan karena sebagai mantan atasan, saya bisa menilai kalau perjuangan Pak Ras dengan segala kemampuan yang dimiliki sangat patut dihargai dan dipuji. Namun sayang, sejak saya keluar dan tidak menjadi panitia pemilihan karyawan teladan tahun ini, Pak Ras tetap menjadi karyawan biasa. Dan saya tidak tahu proses pemilihan waktu itu karena menjadi hak prerogatif panitia. Andai saja Pak Hindarto mengetahui bahwa salah satu bekas anak buahnya begitu gigih membesarkan 911, saya tahu berapa kali Pak Ras ditabrak orang karena terburu-buru masuk kerja karena malu saya datang lebih dulu, saya tahu Pak Ras ngeluh pingin punya mobil bekas tapi berharap saya bisa bicarakan mobil 911 yang mau dilelang, demikian juga saya tahu Pak Ras selalu berusaha dulu-duluan masuk kerja karena dari dulu saya dan Pak Ras selalu menggunakan jam masuk kantor jam 08.00, jam masuk kantor resmi yang baru dicanangkan bulan November 2008. Hal yang paling terkesan adalah ketika Pak Ras selesai menjalani training ESQ, perubahan yang terjadi adalah kesadaran Pak Ras yang mengakui kesalahan-kesalahan sebagai manusia dan menyadari betapa kecilnya Pak Ras di mata Tuhan YME. Waktu itu tidak disadari Pak Ras menetes air mata dan menangis di depan saya. Hal ini lah yang saya inginkan, perubahan terjadi setelah ada training. Bukan karena ESQ-nya tapi terhadap semua training seharusnya ada perubahan, ya paling tidak ada wawasan baru jika karyawan tidak tertarik untuk merubah diri. Duh Pak Ras, selamat berkarya ya Pak. Semoga Tuhan memberi rejeki yang melimpah buat Bapak dan keluarga.
Anda saya sudah kaya sekali, saya mungkin akan hibahkan mobil saya agar Pak Ras tidak pinjam Ford Ranger lagi agar bersama keluarga bisa mudik. Tapi ngomong-ngomong pinjam Ranger pun tidak bisa kemana-mana ya ? Lha wong dibatasi sampai 200 km, itu jarak Depok - NPN pp Pak hehehe.... ya, ya .. yakinlah perubahan itu selalu ada !
Anda saya sudah kaya sekali, saya mungkin akan hibahkan mobil saya agar Pak Ras tidak pinjam Ford Ranger lagi agar bersama keluarga bisa mudik. Tapi ngomong-ngomong pinjam Ranger pun tidak bisa kemana-mana ya ? Lha wong dibatasi sampai 200 km, itu jarak Depok - NPN pp Pak hehehe.... ya, ya .. yakinlah perubahan itu selalu ada !
Labels:
Bapak Hindarto,
Ford Ranger,
Karyawan Teladan,
Training ESQ
Wednesday, November 12, 2008
Ini sebatas pengalaman saya sewaktu bekerja di beberapa perusahaan atau organisasi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang orang di dalamnya. Saya pernah mempunyai atasan orang India dan orang Singapura (sebagai Presiden Director-nya) demikian juga pernah punya atasan orang Canada dan orang Amerika. Satu hal yang ingin saya jadikan topik dalam posting ini adalah bagaimana menghargai informasi yang datang kepada kita? Apakah informasi itu akan menjadi tugas dan tanggung jawab atau sebatas diterima kemudian dibiarkan saja? Pendek kata dalam konteks pekerjaan, informasi ini bisa berwujud berita, perintah, usulan, hasil kerja atau keluhan, dll bentuk. Sarana penyampaian informasi ini juga bisa melalui lisan, tertulis, via email, via internet, telepon atau didapat dari kolega sekantor, dll. Kesimpulannya : informasi dapat berasal dari sumber teknologi apa saja. Pengalaman saya bekerja di berbagai macam perusahaan ternyata memberikan pelajaran menarik mengenai arti informasi bagi seorang karyawan, baik itu staf, manajer atau bahkan direktur sekalipun. Saya pernah mengalami kepuasan terhadap kinerja para atasan atau staf yang selalu merespons informasi yang datang ke mereka. Tidak peduli informasi itu berasal dari siapa, namun yang harus digarisbawahi adalah : "mereka merespons informasi segera sebagai bentuk dan salah satu tanggung jawab pekerjaan dan juga awareness terhadap pengirim informasi".
Beberapa tahun lalu, saya selalu mengirim email kepada atasan yang ruang kerjanya bersebelahan dengan saya. Namun dalam kurun waktu yang cepat, atasan saya selalu membalas email tanpa saya perlu datang kepada dia dan memberitahu saya sudah email. Demikian juga setiap ada permasalahan yang menjadi bagian tanggung jawab pekerjaan, selalu disarankan kirim progress via email dan rapat diperlukan dalam kondisi mendesak. Usut punya usut, memang waktu kerja digunakan secara efektif karena tidak terbuang untuk rapat yang tidak penting. Demikian juga produktifitas seorang staf atau manajer yang harus banyak duduk, berpikir di belakang meja akan semakin meningkat. Contoh konkrit yang saya alami : salah satu direktur saya lebih menghargai pekerjaan yang saya laporkan via email, dan sesuai tugas dan fungsi seorang direktur, memang lebih banyak duduk di meja karena memikirkan bagaimana perusahaan maju dan sesekali turun ke lapangan. Namun ada juga perusahaan yang masih menggunakan sistem tradisional yakni mewajibkan karyawan bicara dulu masalah yang terjadi di perusahaan itu, kemudian hasilnya dilaporkan dalam email. Bicara perusahaan yang profesional dan bukan bermain politik ibarat di pemerintah, model seperti lobbying ini bisa saja diterapkan namun akan membutuhkan effort dan waktu. Yang jelas saya sekarang masih bisa menikmati situasi yang harus benar-benar apresiasi terhadap teknologi email ini. Big boss saya yang lulusan cum laude salah satu universitas terkenal di US, selalu menyapa saya "Hi you! Saya sudah terima emailnya ya, nanti kita bahas ..." Atau big boss panggil saya di ruangannya serta menunjukkan hasil kerja saya untuk dibahas selanjutnya. Atau mungkinkah persepsi teknologi itu masih berbeda-beda satu sama lain ya? Just curious ...
Beberapa tahun lalu, saya selalu mengirim email kepada atasan yang ruang kerjanya bersebelahan dengan saya. Namun dalam kurun waktu yang cepat, atasan saya selalu membalas email tanpa saya perlu datang kepada dia dan memberitahu saya sudah email. Demikian juga setiap ada permasalahan yang menjadi bagian tanggung jawab pekerjaan, selalu disarankan kirim progress via email dan rapat diperlukan dalam kondisi mendesak. Usut punya usut, memang waktu kerja digunakan secara efektif karena tidak terbuang untuk rapat yang tidak penting. Demikian juga produktifitas seorang staf atau manajer yang harus banyak duduk, berpikir di belakang meja akan semakin meningkat. Contoh konkrit yang saya alami : salah satu direktur saya lebih menghargai pekerjaan yang saya laporkan via email, dan sesuai tugas dan fungsi seorang direktur, memang lebih banyak duduk di meja karena memikirkan bagaimana perusahaan maju dan sesekali turun ke lapangan. Namun ada juga perusahaan yang masih menggunakan sistem tradisional yakni mewajibkan karyawan bicara dulu masalah yang terjadi di perusahaan itu, kemudian hasilnya dilaporkan dalam email. Bicara perusahaan yang profesional dan bukan bermain politik ibarat di pemerintah, model seperti lobbying ini bisa saja diterapkan namun akan membutuhkan effort dan waktu. Yang jelas saya sekarang masih bisa menikmati situasi yang harus benar-benar apresiasi terhadap teknologi email ini. Big boss saya yang lulusan cum laude salah satu universitas terkenal di US, selalu menyapa saya "Hi you! Saya sudah terima emailnya ya, nanti kita bahas ..." Atau big boss panggil saya di ruangannya serta menunjukkan hasil kerja saya untuk dibahas selanjutnya. Atau mungkinkah persepsi teknologi itu masih berbeda-beda satu sama lain ya? Just curious ...
Tuesday, November 04, 2008
Senin 3 November 2008 ada suatu kebiasaan yang tidak kulakukan lagi seperti selama 2 tahun 1 bulan di 911 Nawakara. Kalau di kantor sekuriti ini saya biasa pakai uniform biru biru khas sekuriti dengan atribut khusus, kini kembali lagi jadi orang kantoran Sudirman yang bernuansa kebebasan. Yang pasti jarak rumah kantor yang pendek tidak serta merta ngantornya lebih cepat karena jalan alternatif yang ada pasti lebih macet seperti saat pulang kemarin malam, macet. Rute ku kini melewati kolong jembatan yang jika hujan deras suka banjir, untungnya body mobil yang kupakai lebih tinggi dibanding mobil lama.
Friday, October 31, 2008
Selamat datang di dunia Blog !
Teknologi WebBlog yang muncul awal tahun 2000-an dipelopori oleh situs Blogger kemudian muncul situs-situs blog lainnya seperti WordPress, BlogDrive, BlogSome, Friendster, Facebook, dll tidak membuat orang Indonesia siap dengan asas freedom to speak! Kenapa tidak siap dengan asas kebebasan berbicara? Fenomena blogging cukup menakjubkan karena gara-gara blogger juga, Roy Suryo ditantang untuk debat masalah internet oleh salah seorang blogger. Namun asas freedom to speak memang seharusnya tetap menggunakan akal, asas kebenaran serta harus siap menerima feedback jika ada pihak lain yang tidak terima. Seperti kasus Blogger Politik Raja Petra Kamarudin dari Malaysia yang ditangkap polisi Malaysia dengan tuduhan subversi. Nah bagaimana dengan di Indonesia? Yang pasti saya melihat, masih banyak orang tidak siap dikritik atau disindir. Sejatinya kalau kita mau mengakui bahwa teknologi internet telah merubah dunia menjadi maju dan banyak kebobrokan mental manusia diungkap dan saya masih sepak terjang milis Apakabar yang membuat resah pemerintah sehingga berniat memblokir internet. Selamat datang ...
Teknologi WebBlog yang muncul awal tahun 2000-an dipelopori oleh situs Blogger kemudian muncul situs-situs blog lainnya seperti WordPress, BlogDrive, BlogSome, Friendster, Facebook, dll tidak membuat orang Indonesia siap dengan asas freedom to speak! Kenapa tidak siap dengan asas kebebasan berbicara? Fenomena blogging cukup menakjubkan karena gara-gara blogger juga, Roy Suryo ditantang untuk debat masalah internet oleh salah seorang blogger. Namun asas freedom to speak memang seharusnya tetap menggunakan akal, asas kebenaran serta harus siap menerima feedback jika ada pihak lain yang tidak terima. Seperti kasus Blogger Politik Raja Petra Kamarudin dari Malaysia yang ditangkap polisi Malaysia dengan tuduhan subversi. Nah bagaimana dengan di Indonesia? Yang pasti saya melihat, masih banyak orang tidak siap dikritik atau disindir. Sejatinya kalau kita mau mengakui bahwa teknologi internet telah merubah dunia menjadi maju dan banyak kebobrokan mental manusia diungkap dan saya masih sepak terjang milis Apakabar yang membuat resah pemerintah sehingga berniat memblokir internet. Selamat datang ...
Thursday, October 30, 2008
Wednesday, October 29, 2008
Sejak aku beli Axioo Pico warna putih buat istri main-main, timbul hasrat mencari fasilitas internet yang murah meriah serta kenceng. Banyak pilihan yaitu : Indosat 3G atau Telkom Flash karena di rumah sinyalnya bisa 5 bar alias full bin mentok. Jujur saja aku cukup puas dengan performa netbook mungil ini walaupun saat itu dihadapkan pada pilihan beberapa mereka seperti HP, Acer atau Asus yang sudah duluan mengeluarkan netbook sejenis. Namun bukan karena harga murah yang aku jadikan patokan, tapi fitur yang ditawarkan produk tersebut ternyata setelah pilih-pilih jatuh nilai terbesar pada Axioo Pico. Kenapa ? Secara teknis, Axioo Pico unggul dalam : Harddisk 160 GB, dapat Windows XP Home Original, WiFi, 3 USB slot, 1 slot Card Reader, WebCam, LAN Slot, Mic & Speaker jack, slot security, warna putih elegan, layar 10 inch, tampilan fisik Ok punya alias tdk nampak ini produk buatan lokal. Kemudian jika mau upgrade memori, kata penjual bisa sampai 2 GB sementara standar dari pabrik sudah 1 GB. Sedang kompetitor tidak sampai seperti itu. Kemudian mengenai jalur internet juga jatuh pada pilihan Telkom Flash. Nah urusan ini sempat mikir agak lama, karena di pasar ada USB Modem Huawei E220 seharga 1,2 jutaan, bundling Telkom Flash seharga 1,5 jutaan dan di rumah ada Samsung J200 3G seharga 1 jutaan yang aku pakai buat video call saban hari dengan anakku. Mengenai modem ini, jujur gak jadi beli USB Modem karena di rumah ada HP Samsung yang bisa dijadikan modem, aku pikir buat apa beli dan keluarin duit karena fungsinya sama aja. Akhirnya aku mampir ke Dealer Samsung Tomang, di sana aku beli kabel data buat Samsung J200 seharga 39 ribu, dan akhirnya setelah install PC Suite Samsung di Axioo ini, maka nasib HP ini telah menjelma menjadi modem broadband dan terbukti baik di kantor atau di rumah, internetnya paling kenceng. Flash gitu lho ...
Monday, October 27, 2008
Jujur saja, sekarang tanggal 27 Oktober yang notabene besok adalah tanggal gajian. Nah secara hari Jumat, 24 Oktober saya tidak masuk kerja karena tidak fit dan atas saran dokter memang harus istirahat maka Senin pagi ini saya kaget begitu Rully dan Ulfah, staf saya di Departemen Remuneration bilang besok gajian. Kenapa? Iya karena saya belum nyelesaiin daftar gaji pusat karena terlalu nyantai akibat mau pindah kerja. Tapi untungnya di folder sudah siap sedia data-data yang diperlukan seperti absen, lembur, potongan dll. Nah begitu mau buka PC, ternyata ada jejak Administrator yang membuka PC saya. Sewaktu saya tanya siapa yang login ke PC saya, dijawab oleh dia bahwa orang IT telah diminta membuka PC karena butuh file penting di PC saya. Tapi apa daya, saya lupa bilang ke bos saya bahwa sejak awal kalau PC saya yang dual boot Linux Ubuntu dan Windows XP itu menyebabkan space harddisk sangat minim. Akhirnya saya simpan file pekerjaan di media external yang selalu saya bawa pulang. Ibaratnya saya punya laptop dinas, maka file juga akan ikut pulang ke rumah gitu. Akhirnya esok harinya saya klarifikasi ke atasan saya kalau PC saya yang dual boot tidak punya wadah yg cukup buat nyimpen file pekerjaan. Di samping itu juga saya sering banget posting lowongan ke website lowongan walaupun saya bukan orang rekrutmen khusus dan alhasil banyak pelamar masuk inbox saya yang membuat kapasitas harddisk jadi penuh. Tapi untunglah, HD jadi longgar dikit setelah saya hapus beberapa program besar yang tidak akan dipakai oleh pengganti saya di kantor.
Sunday, October 05, 2008
Wednesday, August 13, 2008
1 Agustus 2008, manajemen kantor mengeluarkan lagi SKEP baru dan setelah 4 bulan mengepalai Departemen Training & Development, kini departemen yang sudah siap dengan program pelatihan 1 tahun dan menghasilkan SOP serta dokumentasi ISO yang teregister, maka kini saya diberi tugas baru mengepalai Departemen Kompesasi dan Benefit. Departemen ini dulu sudah ada, berbeda dengan departemen Industrial Relation yang dilebur karena intensitasnya dianggap kurang atau departemen Training & Development yang pada prakteknya tinggal menjalankan program2 yang sudah disetujui dalam program tahunan. Departemen yang saya pimpin ini memang masih banyak PR yaitu program HRIS yang belum kebeli. Program SIAP dari REALTA dengan investasi 1 milyar lebih kayaknya mubasir, disamping saya tidak ikut serta dalam proses pembelian ... saya juga nangkap kalau orang2 yang ikut proses pembelian HR SIAP juga dibuat pusing dengan hadirnya SIAP+ yang tidak pernah siap. Alhasil ternyata gajian selalu manual. Tantangan mendapat HRIS baru sesuai jiwa orang2 HR sekarang menjadi satu PR juga karena saya ingin mencari program yang user friendly dan murah. Belum lagi sejak dulu yang namanya orang Comben selalu pulang lewat jam 12 malam. Ini adalah hal yang anomali jika saya bandingkan dengan pengalaman saya menjadi HR Manager di CARE International Aceh atau di Transnational Solution Jakarta, atau di perusahaan sebelumnya yang juga mempunyai karyawan lebih dari 1000 orang.
Yang menjadi pertanyaan dan harus bisa saya buktikan : sekompleks apa masalah di Comben ? Tapi saya sudah bilang sama bos di kantor, saya salut sama bos Comben lama karena selama 5 tahun mengerjakan gaji manual untuk 5000 karyawan, pantes aja kalo ngantor suka terlambat. Jujur juga kalo saya jadi big bos HR maka kondisi ini yg harus pertama dibenahi alias tantangan buat seorang pemimpin apakah aware dengan situasi yg dihadapi anak buah.
Yang menjadi pertanyaan dan harus bisa saya buktikan : sekompleks apa masalah di Comben ? Tapi saya sudah bilang sama bos di kantor, saya salut sama bos Comben lama karena selama 5 tahun mengerjakan gaji manual untuk 5000 karyawan, pantes aja kalo ngantor suka terlambat. Jujur juga kalo saya jadi big bos HR maka kondisi ini yg harus pertama dibenahi alias tantangan buat seorang pemimpin apakah aware dengan situasi yg dihadapi anak buah.
Monday, July 07, 2008
4 July 2008, it's my hero first birthday ! Tidak terasa Kevin, jagoanku sudah berumur 1 tahun . Hari Jumat pas Kevin ulang tahun, saya mengambil cuti karena di hari tersebut istri saya berencana memberi paket ayam goreng presto kepada tetangga-tetangga dan teman-teman dekat maminya Kevin. Pagi hari sudah banyak yang datang dan kasih kado ulang tahun buat Kevin, duh Kevin jadi seneng karena banyak mainan yang dia dapat. Usai acara makan-makan maka kami bertiga bergaya Foto Kina, Mangga Besar dan foto itu salah satunya udah mejeng di blog ini. Dan pada hari Sabtu 5 Juli, karena sudah janji sama saudara di Bekasi maka kami bertiga berangkat ke Bekasi di rumah bude Mangun, kakak dari almarhum bapak yang dulu cukup dekat karena sewaktu SMA kami sering ketemuan. Istriku juga sudah pesan kue buat dipotong di Bekasi dan ternyata di sana ada kebaktian keluarga. Oh ya di sana ada keluarga besar bude yaitu : Mbak Tien, Mbak Sri, Mbak Mei, Mas Kelik, dll. Karena terdapat acara kebaktian keluarga malam hari, maka kami istirahat dulu di rumah mBak Mei yang lain di perumahan Mitra, dan Kevin bisa tidur pulas dengan gaya kaki di atas guling, duh ... tapi sayang begitu bangun dia nangis kenceng karena berada di tempat yang asing bagi dia hehehehe... dan jam 10 malam, acara selesai, kami pulang dan mampir dulu di Cibubur ngantar putri2 dan istrinya Mas Kelik ke rumah sekalian ngapalin alamat rumah agar bisa main ke sana tanpa tersesat ...maklum, biar pun udah lama di Jakarta, kata "tersesat di jalan" sudah menjadi rahasia umum saya hahahaha....
Tuesday, June 03, 2008
Asosiasi Praktisi Human Resources Indonesia (ASPHRI)
Hari Jumat, 30 Mei 2008 saya bersedia datang atas undangan Ketua Umum ASPHRI, Bpk. Yosminaldi, SH yang juga GM HR EJIP Cikarang. Sebelumnya saya mendapatkan undangan yang sama, namun secara bersamaan saya lagi ada acara employee picnic di Bandung sehingga dengan berat hati harus absen. Mendengar visi dan misi dari ASPHRI yang dikomandani Pak Yos beserta senior-senior praktisi HR ini, saya jadi senang karena ada wadah baru yang bisa pakai untuk bersosialisasi dengan sesama praktisi HR serta share ilmu sehingga lebih bermanfaat bagi orang lain. Ceileee..
Rapat yang diadakan di bakal sekretariat ASPHRI ini beralamat di atas sebuah kantor klinik di Bekasi Timur, duh lupa alamatnya euy... yang pasti ASPHRI dapat sekretariat baru yang luas dan siap pakai. Demikian juga halnya, ternyata yang membidani ASPHRI juga orang-orang senior dan berpengalaman di dunia HRD atau SDM terutama yang bekerja di wilayah Bekasi, Cikarang dan sekitarnya. Waktu itu saya didaulat oleh Pak Yos untuk promosi ASPHRI di Jakarta bersama-sama dengan tim yang lain. Oh ya, saya mendapat kehormatan menjadi pengurus di bidang Hubungan Antara Lembaga. Nah lho, jadi ada kesibukan lagi nih ... syukur-syukur bisa nembus istana hehehehe.... paling tidak hari Sabtu deh, bisa datang ke istana negara, tapi buat piknik :-)
Hari Jumat, 30 Mei 2008 saya bersedia datang atas undangan Ketua Umum ASPHRI, Bpk. Yosminaldi, SH yang juga GM HR EJIP Cikarang. Sebelumnya saya mendapatkan undangan yang sama, namun secara bersamaan saya lagi ada acara employee picnic di Bandung sehingga dengan berat hati harus absen. Mendengar visi dan misi dari ASPHRI yang dikomandani Pak Yos beserta senior-senior praktisi HR ini, saya jadi senang karena ada wadah baru yang bisa pakai untuk bersosialisasi dengan sesama praktisi HR serta share ilmu sehingga lebih bermanfaat bagi orang lain. Ceileee..
Rapat yang diadakan di bakal sekretariat ASPHRI ini beralamat di atas sebuah kantor klinik di Bekasi Timur, duh lupa alamatnya euy... yang pasti ASPHRI dapat sekretariat baru yang luas dan siap pakai. Demikian juga halnya, ternyata yang membidani ASPHRI juga orang-orang senior dan berpengalaman di dunia HRD atau SDM terutama yang bekerja di wilayah Bekasi, Cikarang dan sekitarnya. Waktu itu saya didaulat oleh Pak Yos untuk promosi ASPHRI di Jakarta bersama-sama dengan tim yang lain. Oh ya, saya mendapat kehormatan menjadi pengurus di bidang Hubungan Antara Lembaga. Nah lho, jadi ada kesibukan lagi nih ... syukur-syukur bisa nembus istana hehehehe.... paling tidak hari Sabtu deh, bisa datang ke istana negara, tapi buat piknik :-)
Monday, May 05, 2008
PERFORMANCE MANAGEMENT SYSTEM (ditulis dengan bahasa sederhana).
Bahasa lugasnya adalah manajemen kinerja. Kenapa saya ingin menulis tentang ini ? Yang pasti saya pernah mendapat pelatihan tentang PMS dari Watson Wyatt, sebuah lembaga konsultan yang berasal dari US kemudian di tahun yang sama saya mendapat pendalaman materi di Bangkok, Thailand. Di sana saya juga belajar mengenai e-DISC yaitu teknik profiling seseorang bagi non-psikologis serta yang terutama adalah saya menjadi bagian dari HRNA (Human Resources Network Asia) yang berpusat di Bangkok, Thailand.
Dalam sistem manajemen kinerja, organisasi melakukan :
Banyak tool yang bisa diadopsi (baca: dibajak, ditiru, dikembangkan). Namun yang banyak terjadi adalah pembajakan hehehe... ya karena tool banyak beredar luas di kalangan HRD sehingga setiap orang bisa memakainya. Saya pribadi memahami metode HAY, Mercer, Watson Wyatt (yang ini lebih expert secara dapat training dari dia), CRG dan FES. Yang pasti semua metode mensyaratkan langkah-langkah :
Tentu pakai durasi semisal 6 bulan atau 12 bulan. Karyawan dinilai kinerjanya. Banyak model form yang bisa dipakai namun yang bagus adalah model uraian yang melibatkan 2 pihak yakni atasan dan karyawan untuk tanya jawab mengenai kinerja. Model baku yang umum adalah form yang tinggal centang pilihan, namun model ini rentan dengan efek halo yakni "kalo bos suka, nilai bagus, tapi kalo bos gak suka ya sorry aja...nilai pasti pas-pasan".
Kalo ada perusahaan yang mau implementasi manajemen kinerja, bolehlah hubungi saya ... saya bisa provide :
Ok deh, udah jam 6 sore, saya pulang dulu nih ...
Bahasa lugasnya adalah manajemen kinerja. Kenapa saya ingin menulis tentang ini ? Yang pasti saya pernah mendapat pelatihan tentang PMS dari Watson Wyatt, sebuah lembaga konsultan yang berasal dari US kemudian di tahun yang sama saya mendapat pendalaman materi di Bangkok, Thailand. Di sana saya juga belajar mengenai e-DISC yaitu teknik profiling seseorang bagi non-psikologis serta yang terutama adalah saya menjadi bagian dari HRNA (Human Resources Network Asia) yang berpusat di Bangkok, Thailand.
Dalam sistem manajemen kinerja, organisasi melakukan :
- Model manajemen kinerja yang dipakai
- Eksekusi
- Evaluasi
Banyak tool yang bisa diadopsi (baca: dibajak, ditiru, dikembangkan). Namun yang banyak terjadi adalah pembajakan hehehe... ya karena tool banyak beredar luas di kalangan HRD sehingga setiap orang bisa memakainya. Saya pribadi memahami metode HAY, Mercer, Watson Wyatt (yang ini lebih expert secara dapat training dari dia), CRG dan FES. Yang pasti semua metode mensyaratkan langkah-langkah :
- Job Analysis (Analisa Jabatan) - hukumnya wajib dilakukan, haram jika tidak dilakukan alias tidak sah. Kalo gak percaya ya silakan nanya ke konsultan HR ato ke Watson Wyatt (www.watsonwyatt.com) hehehe... jadi agar tidak bias dalam proses pelaksanaan karena yang dinilai adalah JABATAN dan bukan menganalisa orangnya. Pemangku jabatan (orang) yang kurang kompeten dalam jabatan bisa diupgrade dengan TRAINING.
- Job Description (Uraian Jabatan) - muncul setelah JA diisi lengkap dan JD ini sejatinya adalah rangkuman dari JA yang sudah disahkan oleh atasan masing-masing.
- Job Evaluation (Evaluasi Jabatan) - hukumnya juga wajib dan manajemen membentuk tim yang bisa dipimpin oleh orang HRD (terserah yang penting BOD yang putusin, mau konsultan ato internal), JE yang dilakukan secara mandiri tanpa melibatkan tim yang disusun dan disahkan oleh top management sudah tentu tidak sah alias tidak valid. Aturan main dalam JE yaitu pemangku jabatan tidak boleh menilai jabatannya sendiri alias silakan duduk manis, atau berada di luar ruangan tapi ketua tim dari HR sebagai fasilitator tetap ada namun dengan suara terbatas.
- Job Grading (Pemeringkatan Jabatan) - hukumnya juga wajib dan dilakukan oleh tim dengan berpedoman dari tool yang dipakai. Mau pakai HAY, Mercer atau Watson Wyatt, silakan ... tapi yang copyright mestinya ijin dulu dari yang punya. Tapi forget it, mau pake tool apa aja, resiko ditanggung sendiri :-)
- Baru setelah pemeringkatan selesai, langkah selanjutnya adalah memasukkan peringkat jabatan ke gaji (struktur pendapatan) - ini berfungsi untuk memberikan unsur gaji yang sesuai dengan peringkat masing-masing jabatan. Metode struktur gaji juga ada beberapa macam dan cukup rumit buat yang tidak terbiasa bermain-main MS Excel :-)
Tentu pakai durasi semisal 6 bulan atau 12 bulan. Karyawan dinilai kinerjanya. Banyak model form yang bisa dipakai namun yang bagus adalah model uraian yang melibatkan 2 pihak yakni atasan dan karyawan untuk tanya jawab mengenai kinerja. Model baku yang umum adalah form yang tinggal centang pilihan, namun model ini rentan dengan efek halo yakni "kalo bos suka, nilai bagus, tapi kalo bos gak suka ya sorry aja...nilai pasti pas-pasan".
Kalo ada perusahaan yang mau implementasi manajemen kinerja, bolehlah hubungi saya ... saya bisa provide :
- SOP yang berhubungan kegiatan HRD berikut flow chart
- Analisa jabatan, evaluasi jabatan berikut Job Description baru yang customized di perusahaan tersebut
- Struktur gaji yang customized dan berdasar harga pasar
- Formulir2 yang dipakai di dalam PMS (JE,JA,JG,PA,dll)
Ok deh, udah jam 6 sore, saya pulang dulu nih ...
Friday, April 04, 2008
Ubuntu pilot project ...
Aku pertama kali mencoba Linux tahun 2002 saat mengundang Onno W Purbo ke kampusku atas inisiatifku agar adik-adik kelas mengenal dunia IT sesungguhnya. Waktu di ruang server, OWP memberi CD Mandrake Linux versi 8 yang kemudian aku instal di PC rumah. Nah sejak saat itu aku sudah mulai tertarik dengan Linux tapi kanan kiri, depan belakang, tetangga, teman dll lebih banyak menggunakan Windows OS sehingga akhirnya aku jarang lagi belajar Linux. Hingga hijrahku ke Jakarta, saat itu aku sempat posting di Genetika kalau PC ku tidak bisa diinstal Linux karena kernel PC tidak compatible dengan Linux (maklum PC murahan) akhirnya Pak Soemitro Roestam, Komisaris PT Pos Indonesia mengajak ketemuan guna memberi solusi sekaligus menawarkan diri untuk menginstalasi Linux di PC ku. Tapi aku inget saat itu aku datang ke kantor KADIN bertemu beliau guna prospek produk kantorku hehehe...
Hingga akhirnya tahun ini, sejalan dengan rencana kantor migrasi ke Linux, maka aku menawarkan diri menjadi pionir pengguna Linux. Distro yang aku coba adalah Ubuntu 7.10 dan sukses dijejalkan di PC ku dan kini aku juga sudah make Ubuntu ini tanpa masalah. Cuma kalo dikejar membuat laporan agak lama selesai karena mesti menyesuaikan diri menggunakan Open Office 2.3 yang ada di Linux.
Aku menggunakan Evolution sebagai ganti Microsoft Outlook, dan menggunakan Thunderbird sebagai ganti Outlook Express buat email pribadi.
Tak kenal, tak sayang ... begitulah ...
Aku pertama kali mencoba Linux tahun 2002 saat mengundang Onno W Purbo ke kampusku atas inisiatifku agar adik-adik kelas mengenal dunia IT sesungguhnya. Waktu di ruang server, OWP memberi CD Mandrake Linux versi 8 yang kemudian aku instal di PC rumah. Nah sejak saat itu aku sudah mulai tertarik dengan Linux tapi kanan kiri, depan belakang, tetangga, teman dll lebih banyak menggunakan Windows OS sehingga akhirnya aku jarang lagi belajar Linux. Hingga hijrahku ke Jakarta, saat itu aku sempat posting di Genetika kalau PC ku tidak bisa diinstal Linux karena kernel PC tidak compatible dengan Linux (maklum PC murahan) akhirnya Pak Soemitro Roestam, Komisaris PT Pos Indonesia mengajak ketemuan guna memberi solusi sekaligus menawarkan diri untuk menginstalasi Linux di PC ku. Tapi aku inget saat itu aku datang ke kantor KADIN bertemu beliau guna prospek produk kantorku hehehe...
Hingga akhirnya tahun ini, sejalan dengan rencana kantor migrasi ke Linux, maka aku menawarkan diri menjadi pionir pengguna Linux. Distro yang aku coba adalah Ubuntu 7.10 dan sukses dijejalkan di PC ku dan kini aku juga sudah make Ubuntu ini tanpa masalah. Cuma kalo dikejar membuat laporan agak lama selesai karena mesti menyesuaikan diri menggunakan Open Office 2.3 yang ada di Linux.
Aku menggunakan Evolution sebagai ganti Microsoft Outlook, dan menggunakan Thunderbird sebagai ganti Outlook Express buat email pribadi.
Tak kenal, tak sayang ... begitulah ...
Wednesday, March 12, 2008
Di blog sebelumnya saya bercerita tentang mainan baru yaitu Training & Development Department. Akhirnya selesai sudah program pelatihan tahun 2008 pada tanggal 11 Maret. Secara kinerja, penyelesaian program pelatihan pada tanggal 11 Maret sudah tentu adalah kemunduran karena target saya selesai adalah awal Februari lalu. Namun sejatinya program pelatihan yang saya print itu sudah jadi sejak bulan lalu dan tidak saya print gara-gara nunggu jawaban dari beberapa vendor training untuk pelatihan-pelatihan tertentu yang jarang ditemui. Misalnya pelatihan Basic Mentality ala Astra, yang tidak ada dalam jadual vendor. Akhirnya saya memutuskan untuk mendisain konsep Basic Mentality bersama orang Quality dan HES. Maka jadilah Basic Mentality ala 911. Jadi ingat dengan pengalaman menjadi trainer lebih dari 2 tahun di perusahaan investasi di bilangan Sudirman tahun 2003 - 2005. Mudah-mudahan pengalaman itu bisa membantu dalam melakukan pelatihan ini.
Wednesday, February 20, 2008
Setelah menunggu usulan training dari semua departemen, jadilah sudah Kebutuhan Latihan tahun 2008. Semua departemen akhirnya concern dengan kebutuhan pelatihan karyawan masing-masing dan kini tugas saya adalah mengontrol semua kegiatan pelatihan sekaligus melakukan evaluasi pelatihan via departemen masing-masing. Harapannya agar setelah pelatihan dilakukan maka karyawan sudah mendapat tambahan KSA dari training yang diikuti.
Jadi inget, dulu saya sempat mempertanyakan tentang bagaimana menyusun anggaran pelatihan yang paling tepat ? Ada banyak teknik dalam menyusun anggaran pelatihan ini. Bagi perusahaan yang punya sejarah training tidak berjalan dengan baik maka solusinya seperti ini :
Jadi inget, dulu saya sempat mempertanyakan tentang bagaimana menyusun anggaran pelatihan yang paling tepat ? Ada banyak teknik dalam menyusun anggaran pelatihan ini. Bagi perusahaan yang punya sejarah training tidak berjalan dengan baik maka solusinya seperti ini :
- Lakukan competency mapping karyawan (cari soft dan hard competecency yg dipunyai masing-masing karyawan)
- Temukan gap antara kompetensi dengan kinerja
- Usulkan pelatihan untuk karyawan masing-masing
Thursday, January 31, 2008
My little of portfolio :
- Membangun Mail Server Agar Irit Pulsa
- Format Pengajaran TI yang Tepat
- Menikmati Kue Internet
- In the beginning ada di bagian link
- Membangun Mail Server Agar Irit Pulsa
- Format Pengajaran TI yang Tepat
- Menikmati Kue Internet
- In the beginning ada di bagian link
Selesai sudah SOP Pelatihan dan Pengembangan Karyawan. Dokumen ini rencananya akan langsung di -SKEP- in dan kemudian saya tinggal discuss sama Quality Engineer yang bernama Nuruli Khaliq, agar bisa menggantikan prosedur mutu di dokumen ISO lama. Proses pembuatan dokumen SOP ini cukup lama, 2 minggu karena mesti kerja simultan sambil rekrut orang baru di kantor.
Di departemen baru ini, aku juga sempat terpecah konsentrasi dengan mengiklankan lowongan staf untuk project Nestle dan shortlisting kandidat, lalu interview. 15 orang berhasil lolos dari ruang ku, dan kukirim ke klien. Dari 15 orang, 1 diterima karena merupakan titipan karyawan dan punya kemampuan : bahasa Inggris minim, nol pengalaman di bidang yg dilamar. Di antara ke 15, grup pertama memang kemampuan bahasa asing tidak digali karena tidak ada permintaan, kloter ke-2, saya sudah menggunakan bahasa Inggris untuk wawancara walaupun lucu, mereka lulusan SMA tapi saya harus mengawali dengan bahasa asing. Kloter ke-2 ini semua kandidat ditolak. Kloter ke-3, ada titipan kandidat dari salah satu staf NPN, jujur kualifikasi minim alias mestinya tidak diloloskan. Tapi namanya juga nitip, si doski tetap diterima saat dikirim ke proyek Nestle. Alhasil, hari ini aku laporan ke atasan tentang kondisi ini, dan proses itu aku serahkan ke mantan staf ku yg ngurusi rekrutmen satpam. Untungnya si doski yang sudah ttd PKWT undur diri mungkin karena gaji kecil ato tahu dipergunjingkan. Ada cerita yang boleh jadi renungan. Coba simak sedikit wawancaraku dengan kandidat titipan seorang staf NPN tersebut.
BSN : "Please show me your telephone courtesy, you pretend now getting a phone call, how you salute, how you close the phone, et cetera ?"
Kandidat : "Pake bahasa Indonesia boleh pak ?"
BSN : "No, you will face some expatriates so you use English!"
Kandidat : "Ok pak, saya pura-pura ambil telpon ya Pak, Good Morning, This is PT Nawakara, I am XXXX, what is your name?"
BSN : "????" (aku mengeryitkan jidatku sambil terkaget-kaget)
Kandidat : "Saya hubungi yang dicari ya Pak, Hello Mr. GM, there is Mr XXX will you speak with him?"
Pembicaraan aku potong :
BSN : "Coba sampaikan GM tidak mau bicara, GM doesn't want to speak with and give your own reason to that person in the line"
Kandidat : "Sorry Sir, Mr GM doesn't want to speak with you ...."
BSN : "Ok, cukup ... "
Fenomena itu telah membuatku tidak profesional dalam hal ini, sewaktu aku tanyakan apa yang dia harapkan dari kantor, si doi yakin bisa menjadi operator telepon yang baik serta jujur dan mau belajar. Sewaktu saya tanya pernah jadi operator telepon, dia menjawab walau tidak pernah tapi akan belajar. Nah lho !!!
Di departemen baru ini, aku juga sempat terpecah konsentrasi dengan mengiklankan lowongan staf untuk project Nestle dan shortlisting kandidat, lalu interview. 15 orang berhasil lolos dari ruang ku, dan kukirim ke klien. Dari 15 orang, 1 diterima karena merupakan titipan karyawan dan punya kemampuan : bahasa Inggris minim, nol pengalaman di bidang yg dilamar. Di antara ke 15, grup pertama memang kemampuan bahasa asing tidak digali karena tidak ada permintaan, kloter ke-2, saya sudah menggunakan bahasa Inggris untuk wawancara walaupun lucu, mereka lulusan SMA tapi saya harus mengawali dengan bahasa asing. Kloter ke-2 ini semua kandidat ditolak. Kloter ke-3, ada titipan kandidat dari salah satu staf NPN, jujur kualifikasi minim alias mestinya tidak diloloskan. Tapi namanya juga nitip, si doski tetap diterima saat dikirim ke proyek Nestle. Alhasil, hari ini aku laporan ke atasan tentang kondisi ini, dan proses itu aku serahkan ke mantan staf ku yg ngurusi rekrutmen satpam. Untungnya si doski yang sudah ttd PKWT undur diri mungkin karena gaji kecil ato tahu dipergunjingkan. Ada cerita yang boleh jadi renungan. Coba simak sedikit wawancaraku dengan kandidat titipan seorang staf NPN tersebut.
BSN : "Please show me your telephone courtesy, you pretend now getting a phone call, how you salute, how you close the phone, et cetera ?"
Kandidat : "Pake bahasa Indonesia boleh pak ?"
BSN : "No, you will face some expatriates so you use English!"
Kandidat : "Ok pak, saya pura-pura ambil telpon ya Pak, Good Morning, This is PT Nawakara, I am XXXX, what is your name?"
BSN : "????" (aku mengeryitkan jidatku sambil terkaget-kaget)
Kandidat : "Saya hubungi yang dicari ya Pak, Hello Mr. GM, there is Mr XXX will you speak with him?"
Pembicaraan aku potong :
BSN : "Coba sampaikan GM tidak mau bicara, GM doesn't want to speak with and give your own reason to that person in the line"
Kandidat : "Sorry Sir, Mr GM doesn't want to speak with you ...."
BSN : "Ok, cukup ... "
Fenomena itu telah membuatku tidak profesional dalam hal ini, sewaktu aku tanyakan apa yang dia harapkan dari kantor, si doi yakin bisa menjadi operator telepon yang baik serta jujur dan mau belajar. Sewaktu saya tanya pernah jadi operator telepon, dia menjawab walau tidak pernah tapi akan belajar. Nah lho !!!
Thursday, January 17, 2008
Untuk mendukung program open source (linuxisasi) kantor, bulan ini aku lagi search laptop bekas. Duh harganya mahal-mahal euy ... aku udah keburu pesen Distro Ubuntu yang datang 4 minggu lagi langsung dari negara pembuatnya, kemudian aku juga pesen Distro Linux XP di Amerika tapi mesti bayar US $ 49 ato sekitar 500 ribuan. Kebetulan banyak temen-temen penggiat IT yang dulu aktif di Genetika (Gerakan Nasional Telematika) bisa aku tanyai dan mereka berpendapat bahwa migrasi dari Microsoft ke Linux bisa berhasil asal didukung penuh oleh manajemen dalam hal ini adanya goodwill dari CEO dan jajarannya. Dan sepertinya ini akan lancar-lancar saja karena IT Manager yang baru secara struktural berada di leher BOD sehingga program apa pun maka mau tidak mau, suka tidak suka haruslah didukung. Pengalaman saja, saat booming IT tahun 2000-an aku sudah giat di ICT Watch sebagai Associate Member bersama Onno W Purbo dan Mas Wigrantoro RS dan lain-lain penggiat (tapi kini 2008, keanggotaanku udah dicabut seiring non-aktifnya aku di dunia IT Indonesia serta tidak lagi jadi penulis IT di PC Plus). Keberhasilanku hanyalah menyelenggarakan International Seminar on SME kerjasama AOEMA yang menghadirkan Sri Sultan HB X, Gubernur DIY, untuk pertama kalinya di kampus UAJY. Tapi antusiasme dalam menggunakan open source saat itu reda setelah merasakan apa itu RedHat dan Mandrake. Asyik memang tapi lebih asyik Windows bajakan hehehe... tapi dulu temen-temen kos ku bilang kalo aku adalah "Linuxer" karena sekali-kali asyik juga make Linux. Tidak terasa udah 6 tahun lebih aku meninggalkan Linux, eh kini kantorku menggiatkan lagi ... cuma omong punya omong, temenku yang jadi pengajar di Inixindo bilang komputernya sering hang saat mau print dokumen, usut punya usut, ada beberapa distro yang tidak didukung driver-driver hardware. Nah lho ...
Tuesday, January 15, 2008
Tahun 2008, ada beberapa keputusan yang kulakukan yaitu ingin fokus dalam tugas-tugas baruku di kantor. Restrukturisasi kantor akan dilakukan dengan pembentukan departemen baru yaitu Training & Development. Nah aku akan menjadi manajer baru untuk departemen baru ini, bayangan akan tugas-tugas di departemen ini sudah ada di benak kepala ku karena secara pengalaman aku sudah pernah berhasil di bidang itu. Harapanku juga diberi otoritas penuh dalam mengelola departemen baru ini agar semua rencana bisa terlaksana tanpa hambatan. Amien.
Wednesday, January 02, 2008
2 Januari 2008, the first day masuk kantor setelah liburan 13 hari ... btw, perjalanan mudik lewat pantura tidak melelahkan karena secara infrastruktur jalan sudah lumayan bagus dan tidak macet. Saya berangkat tgl 21 Desember, hari Jumat pukul 6 pagi, dan nyampai Solo - Karanganyar pukul 6 sore ini karena banyak berhenti kalau si kecil menangis.
Tanggal 26 Desember 2008 hari Rabu, setelah hujan seharian (24 jam) di wilayah Solo dan sekitarnya, muncul berita terjadi banjir di mana-mana. Dugaanku memang benar, Bengawan Solo meluap. Karena sudah dijadual mau melanjutkan perjalanan ke Jogja, maka Rabu pagi kami pamitan ke orang tua, tapi gara-gara macet di Solo gara-gara banjir dan berita jalur pantura kebanjiran, maka terpaksa menginap dulu di Jogja. Setelah membeli voucher di Intras Tour di Bandara, saya dapat hotel bintang 2 di dekat Malioboro untuk 2 hari. Ini atas saran sales-nya karena hotel ini baru renov dan bersih. Istriku sih mau menginap di Hotel Melia yang bintang 5, tapi cuma dapat 1 hari, akhirnya diputuskan menginap di Hotel Istana Batik Ratna, milik Mbak Ratna, salah satu istri (alm) Pak Yuslim, yang nota bene dulu beberapa kali dugem bareng di Jogja. Sempat mampir di rumah keluarga Mas Sigit & mBak Ana, yang juga kerabat dekat keluarga Cendana di bilangan Godean. Di rumah baru ini, biar pun kecil (menurut si empunya rumah dibanding rumah terdahulu yang sebagian runtuh gara-gara gempa) lebih memberi kenyamanan dan ketenangan. Ngomong-ngomong, kecil tapi wilayah itu ternyata dihuni oleh banyak expatriate karena termasuk eksklusif. Sesampainya di sana, mBak Ana selalu bertanya kenapa tidak menginap di rumahnya saja karena ada 1 kamar tamu seperti halnya di rumah lama yang selalu disediakan buat tamu-tamunya. Saya bilang kalau istri saya pingin dekat Malioboro. Ya bagaimanapun juga ... kalo nginap di rumah orang pasti ada tidak enaknya alias pakewuh kecuali jamannya masih belum berubah. Tanggal 28 Desember, setelah ganti oli mobil di Nasmoco Magelang, saya lanjut ke Jakarta. Di Nasmoco, ketemu sama orang-orang lama di Nasmoco yang masih inget saya karena tahun 1996 dulu saya membeli 14 unit Kijang untuk kantor saya, Amanjiwo Hotel.
Tanggal 26 Desember 2008 hari Rabu, setelah hujan seharian (24 jam) di wilayah Solo dan sekitarnya, muncul berita terjadi banjir di mana-mana. Dugaanku memang benar, Bengawan Solo meluap. Karena sudah dijadual mau melanjutkan perjalanan ke Jogja, maka Rabu pagi kami pamitan ke orang tua, tapi gara-gara macet di Solo gara-gara banjir dan berita jalur pantura kebanjiran, maka terpaksa menginap dulu di Jogja. Setelah membeli voucher di Intras Tour di Bandara, saya dapat hotel bintang 2 di dekat Malioboro untuk 2 hari. Ini atas saran sales-nya karena hotel ini baru renov dan bersih. Istriku sih mau menginap di Hotel Melia yang bintang 5, tapi cuma dapat 1 hari, akhirnya diputuskan menginap di Hotel Istana Batik Ratna, milik Mbak Ratna, salah satu istri (alm) Pak Yuslim, yang nota bene dulu beberapa kali dugem bareng di Jogja. Sempat mampir di rumah keluarga Mas Sigit & mBak Ana, yang juga kerabat dekat keluarga Cendana di bilangan Godean. Di rumah baru ini, biar pun kecil (menurut si empunya rumah dibanding rumah terdahulu yang sebagian runtuh gara-gara gempa) lebih memberi kenyamanan dan ketenangan. Ngomong-ngomong, kecil tapi wilayah itu ternyata dihuni oleh banyak expatriate karena termasuk eksklusif. Sesampainya di sana, mBak Ana selalu bertanya kenapa tidak menginap di rumahnya saja karena ada 1 kamar tamu seperti halnya di rumah lama yang selalu disediakan buat tamu-tamunya. Saya bilang kalau istri saya pingin dekat Malioboro. Ya bagaimanapun juga ... kalo nginap di rumah orang pasti ada tidak enaknya alias pakewuh kecuali jamannya masih belum berubah. Tanggal 28 Desember, setelah ganti oli mobil di Nasmoco Magelang, saya lanjut ke Jakarta. Di Nasmoco, ketemu sama orang-orang lama di Nasmoco yang masih inget saya karena tahun 1996 dulu saya membeli 14 unit Kijang untuk kantor saya, Amanjiwo Hotel.
Subscribe to:
Posts (Atom)