Tuesday, December 23, 2008

Belajar mengakui kesalahan. Alkisah terjadi di sebuah perusahaan yang mana terdapat atasan dan anak buah. Tulisan ini mencoba menggarisbawahi peran atasan dan peran anak buah serta kesalahan yang bisa terjadi saat menjalankan tugas. Banyak atasan yang disebut bos, selalu tidak mau merasa salah, apa yang terjadi di lapangan tidak mau terlibat alias cuci tangan. Demikian juga yang terjadi terhadap anak buah, selalu ingin perlindungan atasan jika terjadi kesalahan dan sialnya harapan itu selalu sirna karena para atasan terkenal dengan cuci tangan atau mencari kambing hitam. Menurut hemat saya, bobot pekerjaan atasan (baca: manajerial) biasanya tinggi makanya dia dibayar mahal, apalagi seorang direktur yang juga bersifat politis karena menjadi wakil pemegang saham. Sedangkan seorang staf, bobot nya tergantung dari sifat pekerjaan masing-masing. Kemudian mari kita lihat sebuah struktur organisasi yang mana terdapat kotak manajerial kemudian di bawahnya adalah para staf mulai dari asisten manajer hingga office boy. Di dalam teorinya Watson Wyatt (Factor CompTM) yang digunakan untuk membobot sebuah pekerjaan, terdapat nilai tingkat konsekuensi error / kesalahan. Konsekuensi error pemegang jabatan yang tinggi biasanya juga besar. Saya percaya Factor CompTM punya Watson Wyatt ini benar adanya dan alat tersebut menjelaskan bahwa seorang atasan sudah punya kodrat mempunyai tanggung jawab atas kesalahan yang besar. Tentu kesalahan anak buah menjadi bagian dari kesalahan dia. Jika anak buah salah, sudah semestinya atasan juga mawas diri, apakah :
- Atasan tidak ngajari anak buah melakukan yang benar ?
- Atasan memang tidak tahu hal yang benar ?
- Atasan sudah ngajari anak buah, tapi anak buah tetap salah ?
- Dua-duanya tidak tahu bagaimana melakukan hal yang benar ?
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi bagi teman-teman yang merasa punya anak buah dan merasa menjadi atasan.

1 comment:

  1. Pagi Pak Bambang,
    Saya setuju sekali dengan artikelnya. Saya merasa atikel ini wajib alias kudu dibaca oleh orang-orang yang merasa dirinya seorang pemimpin.
    terimakasih,
    Asep.ER

    ReplyDelete