Thursday, December 31, 2009

Tahun baru 2010 kali ini aku rayakan di Bali bersama Kevin dan maminya. Awalnya aku mau ambil cuti buat touring ke Jawa alias mudik, namun maminya Kevin sudah keburu beli paket tour buat 1 keluarga berikut tiket pesawat Garuda pp. Akhirnya kami berangkat dari Jakarta tanggal 27 Desember. Setelah menimbang-nimbang faktor kepraktisan, maka kami belanja cover mobil buat nyelimuti mobil Kevin si Terios 2008 biar gak gosong karena akan dibobokkan di parkiran Bandara Suta. Akhirnya dapat tempat bobok yang lumayan aman dari kekawatiran senggal-senggol mobil lain. Tiba di Bali, bak tamu penting, guide sudah melambai-lambaikan tangan sambil pegang papan nama. Hmm... welcome to Bali lah, Pak Nyoman dan Pak Gusti yang mengantar ke Hotel Nirmala, Jimbaran Bali. Cukup dekat dengan Bandara Ngurah Ray. Akhirnya selama 6 hari ke depan, aku, Kevin dan maminya Kevin beserta 1 keponakan dari Jember yang menyusul tanggal 28, siap menjelajahi pulau Bali. Fuiih.. cukup banyak tempat, namun yang aku rasakan Kevin dan maminya bisa tertawa ria karena memaksaku naik JetSki bolak-balik serta perahu yang notabene aku kan takut sama kedalaman hahaha... Memang jagoanku biar pun belum genap 3 tahun, masalah naik JetSki gak kalah sama orang gede, belum lagi maminya yang ngebet naik layangan yang ditarik perahu boat. Ck ck ck....

Friday, December 25, 2009

Hari ini, 25 Desember 2009 liburan di rumah mertua. Kevin semalaman ronda sampai jam 01.00 karena dibelikan mainan oleh om nya dan tidak mau tidur gara-gara mobil remote. Tanggal 24 Desember 2009 malam Natal diisi dengan ibadah di Serpong. Berhubung keasyikan tidur siang akhirnya berangkat dari Cilegon hampir jam 6 sore sehingga kebagian ibadah kedua alias jam 8 malam. Siang jam 12.00 rencana bulet ke Mal Taman Anggrek dan macetnya minta ampun. Orang Jakarta pada tidak keluar kota ya? Masa nyari parkir aja lebih dari 30 menit, demikian juga pulangnya lebih dari 1 jam baru bisa bayar parkir. Rame booo...
Di MTA saya sempat mampir ke TokoPDA.Com dekat Gramedia buat upgrade Netbook Axiioo saya karena baca testimoni teman-teman bisa bikin wuz wuz wuz... Akhirnya transaksi merek Kingston 1 keping DDR seharga 250ribu berikut pasang. Dan alhasil tidak lebih 15 menit, netbook ini sudah bisa jadi 2GB RAM. Awalnya si om penjual bilang harus beli 1 keping berkapasitas 2GB karena tidak ada slot buat tambahan memori, wah dalam hati harus rogoh kocek 500ribu neh, tapi saya bilang dibuka dulu karena menurut teman-teman cukup beli 1 keping saja. Alhasil memang bener 1 keping 1 GB sebagai tambahan saja, dan si Om penjual lupa kali, Netbook saya kan keluaran awal karena sudah 1 tahun lebih dan produk teranyar dari Axioo ini memang lebih mungil dan wajar kalo tidak ada slot extra buat nambah memori. Alhasil memang wuzzzz.... wuzzz... saya bisa buka aplikasi database HRIS, MS Office dan aplikasi lainnya buat edit gambar.

Monday, December 14, 2009

Melawan company culture dengan politik organisasi, mampu kah ?
Budaya organisasi pasti dibentuk oleh stakeholder perusahaan. Seberapa kuatkah orang-orang yang mencoba berpolitik di dalam organisasi bisa merubah budaya organisasi? Alkisah jika kita join perusahaan yang kental dengan budaya yang sudah dibentuk oleh pemiliknya dan jika ada yang tidak menyukai budaya tersebut, apakah bisa dilawan dengan permainan politik organisasi? Politik menganut istilah tiada kawan abadi dan tiada musuh abadi. Alkisah, ada oknum karyawan yang ambisi dengan jabatan dan kehormatan maka perlawanan dengan politik organisasi akan membahayakan dirinya sendiri. Pengalaman saya, pernah menginterview calon pimpinan sebuah divisi dalam perusahaan dan hasil akhirnya adalah recommended candidate to be recruited, dan BOD akhirnya merekrut si kandidat. Namun apa hasilnya? Lucu, anak buah saya sampai diwajibkan memberikan ucapan selamat pagi, tidak peduli siang atau malam. Pun muncul aroma pertentangan antara Divisi HRD & GA dengan divisi yang dia pimpin. Saya juga instropeksi berkali-kali tentang kesalahan-kesalahan saya selama ini. Dan hebatnya, pekerjaan saya di bidang HRD & GA bisa dia otak atik, sehingga beberapa fungsi tugas saya diambil alih dan menjadi tanggung jawab dia, dalam hati saya bersyukur load pekerjaan berkurang :-) dan lebih dari 6 bulan saya mengalami apa yang dinamakan serangan pribadi dengan target saya harus resign dari perusahaan ini.
Memang beberapa kali muncul demo masyarakat, aksi masa dan isu-isu negatif yang terkait dengan fungsi saya sebagai penjaga gawang HRD & GA. Di antaranya isu money politics, menggeerakkan demonstrasi, dll. Saya masih punya iman dan sedari dulu saya tidak pernah merasa "ingin kaya" karena itu diajarkan oleh kepercayaan saya. Alhasil jika didera isu money politic, menerima fee dari vendor-vendor di pabrik, saya justru bangga, ternyata kepercayaan saya itu menguatkan saya untuk lebih eksis. Memang sudah sekian kali saya bisa menjebak praktek uang dalam rekrutmen yang dilakukan oknum masyarakat yang menjual nama saya. Demikian juga beberapa tokoh masyarakat datang menemui saya dengan segepok uang, terakhir saya lihat lembaran ratusan ribu setebal 1 cm .. hitung sendiri berapa, itu sempat disodorkan kepada saya. Toh karena saya tidak ingin kaya dan ingat Kevin Nathanael Nugroho dan istri saya di rumah, maka cobaan itu sirna dengan sendirinya. Untunglah sekian cobaan terlewati, Tuhan dari dulu adil buat saya. Alhasil pun, si pimpinan divisi ternyata dihukum oleh waktu karena tuduhan-tuduhan yang dilaporkan kepada Direksi tentang saya tidak terbukti karena memang saya ya begini-begini saja, tidak punya apa-apa. Justru permainan politik dia yang mengadu domba antara sesama karyawan demi jabatan dan gengsi menyebabkan dia harus resign (baca: phk). Sebenarnya saya prihatin secara dia itu sebenarnya kakak kelas saya sewaktu kuliah di Jogja. Tapi nasi sudah jadi bubur, semoga ada hikmahnya buat saya dan buat karyawan lain. Sebagai karyawan ternyata harus punya jiwa loyal kepada profesionalitas serta kuat iman, loyal atau menjadi hamba uang itu bisa berakibat neraka, demikian saya sebut jika tidak mau dibilang PHK.

Thursday, November 26, 2009

Saya ingin bagi pengalaman mengenai kamera value Spectra Vertec 938 yang baru saya beli buat pengganti kamera Samsung lama yang kini menjadi mainan Kevin di rumah.Saya posting 4 bidikan dengan obyek yang sama, namun ukuran sudah saya resize hingga 50 %, kemudian 50 % lagi menggunakan ACD Program.
Saya mengambil obyek lampu kamar tidur dan menggunakan mode cepat dan hasilnya seperti di samping ini. Saya membayangkan jika menggunakan kamera profesional pasti harus repot mengatur bukaan diafragma agar timbul efek seperti gambar di samping ini. Dengan kamera saku Spectra yang punya kapasitas 9 MegaPixel dan 3x Optical Zoom ini, maka pekerjaan juru potret profesional yang harus lihai mengkombinasikan bukaan lensa, kecepatan serta pencahayaan yang pas bisa dibantu oleh alat mungil ini.
Demikian juga gambar di samping kanan ini, dengan fungsi normal tanpa blitz diaktifkan maka dalam suasana pencahayaan lampu yang minim dan normal akan mendapatkan gambar alamiah dan cukup bagus. Experimen ini sengaja saya lakukan untuk melihat kelebihan kamera Spectra Vertec 938 ini karena saya penasaran dengan jumlah rupiah yang saya keluarkan apakah worthed dengan hasil yang saya dapat. Bagi fotografer profesional, gambar di samping pun akan membutuhkan kemahiran dalam pengaturan kecepatan dan pencahayaan baik itu blitz dan cahaya ruangan.
Di samping kiri ini adalah efek lilin atau candle efect yang disediakan oleh kamera mungil ini. Hasilnya lumayan bagus dan boleh dibilang artistik. Jadi tidak perlu lagi mengatur berapa besar cahaya yang dimanfaatkan guna memperoleh efek lilin ini. Sangat beruntung saya sudah ada tripod mini yang bisa dipakai buat pengambilan foto jika nanti saya punya keisengan mengambil gambar bersama maminya Kevin karena momen-momen berdua biasanya hanya ada Kevin yang belum bisa ambil foto kecuali membanting kamera dan akhirnya rusak.
Yang terakhir dengan efek normal, blitz dijalankan hasilnya adalah seperti di samping kanan ini.
Hasil bidikan juga sangat natural padahal semua gambar di atas saya ambil di saat yang hampir bersamaan, beda semenitan saja saat saya rubah menu pilihan mode pengambilan gambar. Saya bukan pengamat kamera saku, tapi tidak ada salahnya menimbang untuk menggunakan kamera jenis ini. Di samping murah harganya, hasilnya pun cukup memuaskan. Akhirnya saya gak jadi juga beli Canon EOS 5D yang rencana saya beli bulan Desember nanti. Ya sudah uangnya ditabung buat yang lain hehehe....

Friday, September 25, 2009

Flash of Ramadhan

Tidak terasa sudah hampir setahun kerja di pabrik ini. Bulan September ini banyak pekerjaan yang terkait dengan masalah external yaitu persiapan menjelang lebaran yang sudah barang tentu banyak instansi yang memberikan senyum kepada pabrik gula semacam ini. Tidak etis saya sebut satu per satu dari mereka karena menyangkut jabatan seseorang namun yang pasti perusahaan sudah ikhlas memberikan kado sembako berupa gula pasir kualitas R2. Dimulai dari acara penyerahan sumbangan gula pasir kepada instansi-instansi dilanjutkan dengan kado sembako kepada warga sekitar pabrik. Yang begini saya ikut senang karena mendengar ucapan perwakilan warga yang sudah merasa bangga penduduknya memakai seragam pabrik dan menjadi karyawan pabrik ini. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi dan yang penting, saya berdoa produksi pabrik meningkat dan biaya produksi juga lebih efisien.
Saya bekerja di hari Senin dan Selasa, 2 hari saat seharusnya pada libur. Tapi ini kewajiban, saya bisa bekerja dengan senang hati. Para Satpam pun juga bekerja seperti saya, toh dulu saya juga pernah ngerasasin bekerja di 911 Nawakara yang isinya Satpam semua. :-)

Monday, July 06, 2009

Hari Sabtu, 4 Juli 2009 adalah hari kemerdekaan Amerika Serikat. Demikian juga hari ulang tahun Kevin ke-2. Saya sudah email ke atasan di Jakarta kalo hari Sabtu ini tidak masuk kerja. Tapi sempat ragu-ragu karena Big Boss aka Babe-nya Owner perusahaan akan melakukan sidak di pabrik. Tapi akhirnya dapat solusi dengan delegate semua pekerjaan kepada tim HRD & GA di pabrik seraya memberi kepercayaan kepada mereka untuk bersikap bagaimana saat orang terpenting di group perusahaan datang. Buat saya hari jadi Kevin tetap menjadi prioritas karena sudah lama saya menjanjikan dia untuk dirayakan walaupun sederhana. Akhirnya istriku pesan tempat di Restoran Bumbu Desa, Jl. Tanah Abang II yang konon dimiliki oleh aktor Gunawan. Kata marketingnya ruang yang dipakai buat ultah ini adalah ruang VVIP hmm.. yah apa pun namanya, yang penting Kevin senang, acara berlangsung pun Kevin sudah nyari-nyari mikropon buat nyanyi walaupun di usia 2 tahun ini dia belum fasih bicara. Thanks God !

Monday, June 29, 2009

Profesionalisme dan pertemanan ...
Ternyata sulit juga mempercayai seorang teman (baca: kolega) yang dulu pernah 1 kantor dan kini menjadi rekanan bisnis. Kadang harus berani mengatakan tidak karena di saat kita harus bersikap profesional maka yang muncul adalah ya dan atau tidak. Saya merintis pekerjaan sejak lulus LPP tahun 1990, waktu itu kerja di Perkebunan Teh Citalahab Sukabumi, dan kini di tempat lain pun seiring dengan karir yang berubah maka saya bisa mencari rekanan bisnis sendiri. Alhasil karena atas dasar network pekerjaan sebelumnya dan keinginan agar dapat harga murah dengan mutu bagus, maka dulu pernah dapat rekanan baru yang benar-benar murah. Namun dalam perjalanan hari, ternyata saya harus menilai dengan obyektif semua yang menjadi partner bisnis di kantor. Seperti halnya saat saya memilih rekanan untuk urusan yang kecil-kecil di pabrik, saya sekarang harus tegas bahwa "friend is just friend, business is to be proffesional". Akhirnya saya harus bilang NO WAY dan profesionalisme itu tetap harus dijaga.

Tuesday, June 16, 2009

Politik organisasi, siapa kalah siapa menang ?

Saya tergelitik untuk posting tulisan ini setelah membaca berita BUMN yang sering gonta-ganti personil.
 
Ternyata berada di lingkungan dan tempat kerja baru tidak selamanya membuat seseorang stres. Justru karena teknologi lah yang membuat manusia tidak merasa jauh karena kehadiran internet dan teknologi komunikasi semakin membuat manusia tidak merasa kesepian. Di tempat kerja baru ini relatif tidak ada gejolak politik organisasi yang kasar dan saling sikut-sikutan. Saya sebagai petinggi di bidang HRD dan GA memberi kesempatan seluas-luasnya kepada semua karyawan untuk berprestasi dan secara alamiah mereka juga saya biarkan mencari jati diri. Ini mungkin salah satu ciri kepemimpinan saya yaitu demokratis karena kompetisi berlangsung secara fair. Jika ada karyawan menonjol maka saya akan hargai dengan pemberian reward baik ucapan atau angka. Sedangkan jika ada yang kurang menonjol maka saya persilakan mereka mencari solusi karena mekanisme di HRD dan GA ada proses pelatihan dan pengembangan. Tidak seperti yang terjadi di tempat lain, bisa jadi seorang atasan terlalu berani mencanangkan persaingan politik untuk berebut pengaruh dan prestasi namun mengesampingkan kinerja departemen atau diri sendiri. Pernah terjadi seorang pemimpin karena atas dasar sentimen dan merasa pinter maka berusaha menjegal koleganya sendiri atau menjelek-jelekkan kolega di depan forum. Yang lebih konyol lagi jika seorang pemimpin mempunyai power maka abuse of authority itu akan terjadi. Mending kalau si owner bisa dibohongi dengan kebijakan pimpinan di bawahnya maka abuse of authority itu dapat berjalan mulus. Namun Tuhan itu adil, siapa berbuat pasti akan menerima akibatnya. Boleh jadi orang getol ikut pelatihan kepemimpinan. Tapi tidak ada jaminan bahwa pelatihan yang dialami pekerja dapat merubah perilaku dengan cepat, saya kok percaya ya bahwa sifat manusia itu lama berubah.
 
Saya cuma bertanya apakah kita cukup malu jika abuse of authority kita ketahuan dan politik murahan dalam organisasi berakhir dengan mutasi walaupun masih dalam grup perusahaan ? Ini pernah terjadi di perusahaan saya bekerja saat ini, mutasi itu ternyata belum tentu kebaikan bagi karyawan. Tapi sebuah perusahaan yang dewasa tentu juga tidak ingin memecat karyawan yang sudah punya anak istri. Solusi yang diberi biasanya berlatar belakang kemanusiaan. Maklum hari gini nyari kerja susah. Dulu saya pernah nyombong mau diterima kerja dengan gaji 80 juta, tapi njawab 1 pertanyaan dasar saja tidak bisa :-) malu lah sama teman-teman di kantor. Jika saya diberi promosi atau mutasi namun sudah jelas semua orang mengakui itu sebagai buangan maka saya akan segera pindah atau nyari kerja lain. Karena yang saya sandang bukannya promosinya, tapi saya sudah kalah dalam politik organisasi. Ibarat partai, karena kalah dalam pemilihan, maka sah-sah saja saya pindah partai. Gaji bukan segalanya, saya pun punya anak buah yang sekarang jadi big boss. Tapi saya tidak pernah meremehkan dia karena dia bukan siapa-siapa saya lagi, yang ada saya harus mengatakan "si anu itu hebat apalagi setelah pindah dari sini" dan bukan mengatakan "alahh.. si anu itu cuman segini, saya tahu dia, kecil mah".
Ya beginilah, kalah berpolitik banyak orang semakin gila. Tidak di pemerintah, tapi di perusahaan juga sama. Cuma bedanya ada yang kepepet harus tetap tegar tapi orang lain sebagai penonton mentertawakan selamanya apalagi musuh-musuhnya yang berada di atas angin.
 

Wednesday, April 29, 2009

Bulan ini mendekati commisioning pabrik di mana saya bekerja. Banyak kejadian yang saya alami terutama yang menyangkut ketenagakerjaan. Sudah sekian kali masyarakat yang mengatasnamakan kelompok tertentu baik LSM, RT atau ormas-ormas lainnya berdatangan dan membawa massa yang intinya minta dipekerjakan di dalam pabrik. Memahami sosio ekonomi masyarakat ternyata sangat penting sebelum kita mengambil sebuah strategi HR terutama yang menyangkut Hubungan Industrial. Seperti halnya perekrutan, pasti permintaan masyarakat lokal akan didengungkan karena mereka merasa memiliki lahan. Dalam hal ini yang wajib dilakukan adalah bagaimana mengakomodir kebutuhan masyarakat (demand) dan placement sesuai kompetensi masing-masing (supply). Saya sudah coba dengan mengesampingkan hasil psikotes pada saat kami melakukan tes masal yang diikuti oleh ratusan pelamar. Tidak tanggung-tanggung, dari grup perusahaan bantu saya dengan beberapasarjana psikologi dan psikolog yang bekerja sebagai staf HRD di holding. Dari ratusan pelamar, lolos beberapa gelintir saja karena mayoritas invalid dan karena secara politis perusahaan dimenangkan, maka kita rekrut tenaga kerja yang hasil psikotes not recommended. Al hasil, beberapa bulan kemudian, si orang-orang tersebut ketahuan malas, nuntut jabatan, bossy, dll attitude yang kurang bagus. Ternyata psikotes perlu juga di samping sebagai sarana short listing kandidat yang secara kepribadian bagus, setidaknya HRD bisa tahu akan terjadi apa jika kita langgar sendiri aturan main yang sudah ada.

Monday, March 16, 2009

My beloved birthday !

16 Maret pagi, saya bangun pagi lalu berdoa karena maminya Kevin sedang ulang tahun. Tidak ada kado secara tinggal di Cilegon juga belum genap 1 bulan. Jam 06.30 saya berangkat ke Jakarta karena ada penyuluhan pajak dari KPP Setiabudhi Satu.
Akhirnya usai sudah sosialisasi dari KPP, ada berita baru dari BOD bahwa karyawan jadi masuk tanggal 15 April tapi gaji tetap dibayarkan secara prosentase. Jam 6 sore nyampai rumah, lihat Kevin bergembira saya batal pegel deh padahal gara-gara nyetir bin ngebut 130 kpj pakai Terios bukannya nyaman karena body mobil masih standar abis.
Akhirnya saya janji traktir maminya Kevin ke Sari Kuring Cilegon tapi dia milih bakso di Serdang. Wah jadi inget sewaktu di Jakarta yang suka jajan bakso.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Wednesday, February 11, 2009

Bekerja di sebuah perusahaan yang baru dibangun serta menjadi juru kunci HRD memang sudah semestinya siap dengan segala resiko atau ancaman yang muncul. Perusahaan di mana saya join saat ini adalah benar-benar baru yang nota bene saya wajib merekrut orang-orang siap pakai di bagian produksi dan teknik. Demikian juga orang-orang siap pakai di bagian non produksi yang menurut saya adalah bagian strategis juga. Dulu orang menyebut HRD adalah cost center, namun saya benar-benar "baru merasakan" bahwa HRD sama sekali bukan cost center. Apalagi jika ada seorang direktur mengatakan HRD adalah support, betapa kecewanya orang HRD. Dalam hal ini kenapa saya setuju bahwa HRD mempunyai posisi strategis dan bukan lagi support atau cost center? Kasat mata diketahui bahwa keberhasilan dari perusahaan baru di tahun pertama dan tahun-tahun selanjutnya akan banyak tergantung HRD dalam menempatkan orang. Demikian juga di dalam mempersiapkan orang-orang yang baru direkrut di dalam proses pelatihannya, pengembangannya dan lain sebagainya. Di sinilah HRD yang berarti Human Resources & Development atau Sumber Daya Manusia dan Pengembangannya berperan. Kajian ringan yang bisa menggambarkan fungsi penting HRD adalah fakta yang sedang saya hadapi di lapangan yaitu permintaan "setengah maksa" dari tokoh masyarakat setempat agar orang-orangnya diterima bekerja. Buat saya, jikalau memenuhi kompetensi maka tidak ada masalah, namun akan jadi masalah jikalau tidak punya kompetensi, minimal sekalipun. Pernah terjadi saya wawancara salah satu kandidat usulan tokoh masyarakat tersebut dengan hasil : tidak bisa menjawab semua pertanyaan basic, wajah kucel aka berbau kayak tidak pernah mandi, mata merah karena sedang mabuk dan lain-lain pemandangan yang mengerikan ... duh, apa kata dunia jika mereka direkrut ?

Tuesday, February 03, 2009

Ini hanya percobaan GeoTagging dari handset BB. Dengan bantuan program kecil buat yaitu :http://www.thetechmogul.com/CaptureIt/CaptureIt.jad
Hasilnya seperti ini : yaitu gambar dari lantai 15 Chase Plaza yang notabene ruang kerja sementara sebelum saya moving to Cilegon!


Sent from my BlackBerry®

powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Wednesday, January 28, 2009

Tidak terasa waktu sudah berjalan dan saya harus pindahan karena kantor di Jakarta bersifat sementara aka nebeng kantor pusat. Pabrik pun sudah 95 % rampung tinggal poles sana poles sini. Agar komunikasi nanti tidak terputus tentu teknologi email dan internet akan membantu sekali. Saya berencana berlangganan broadband internet dan BOD sudah setuju dengan anggaran bulanan untuk internet ini. Tapi yang menjadi ganjalan, ternyata orang IT group bilang bahwa email kantor yang saya pakai hanya bisa lancar under web. Jika dipaksain POP3 maka akan lama sekali loadingnya. Akhirnya saya putuskan beli BlackBerry dan pilihan adalah BB sejuta umat yang sudah ada GPS, no need WiFi lha udah dapet unlimited internet dari BIS. Kemudian yang tidak lupa adalah beberapa program office resmi aka beli serta Aerize yang berfungsi memindahkan file instalasi ke SD Card juga saya beli. Untung dulu sudah ikut milis anak2 pengguna BB jadi bisa beli resmi dengan harga kloteran! Iya untung ya .. dulu mengamati saja, kini merasakan dan hanya satu komentar : "kok akhirnya pake BB juga ya?" lha angan-angan beli Samsung i780 hehehe...

Tuesday, January 20, 2009

Banyak yang berkomentar bahwa blogging di Blogspot atau Facebook merupakan ajang bernarsis ria. Saya sih setuju karena pengamatan saya banyak status message di Facebook berisi kegiatan seseorang saat itu. Yang konyol lagi setiap sekian menit selalu ganti status dan di sana juga terlihat icon telepon yang berarti diposting dari handset mobile. Jika tidak ada icon tersebut, intinya tetap sama yaitu setiap sekian menit status selalu berganti-ganti. Yang jadi pertanyaan : si orang ini sebenarnya kerjanya main FB aja atau owner dari perusahaan ? Saya jadi curiga karena FB sudah menjadi racun bagi karyawan yang punya akses internet. Kalo isi blog atau FB sesuatu yang berguna sih menurut saya mending artinya si empunya menyumbang ilmu bagi pembacanya. Tapi kalau sekedar mejeng narsis dengan status message seperti :
  • Bambang is lagi makan soto sama teh botol ... (15 menit kemudian ganti)
  • Bambang is lagi negosisasi dengan vendor ... (30 menit ganti lagi)
  • Bambang is dipanggil direksi yang cantik ... (1 jam ganti lagi)
  • Bambang is siap-siap pulang ... (2 jam lagi ganti)
  • Bambang is chatting with someone (ganti esok harinya)
Nah status itu bisa berarti si Bambang ini gak punya kerjaan pasti, tiap saat cuma melototin Facebook, pulang ke rumah juga buka internet update status. Narsis pisan euy !
Tapi untunglah saya tidak seperti itu, saya punya account FB tahun 2005 sewaktu tugas di Aceh tapi tidak pernah update karena saat itu lebih suka Friendster yang sudah saya close karena banyak mudaratnya :-)

Setelah punya jagoan, saya masih memilih menggunakan 3G buat ngobrol sama jagoan saya yang masih lucu dan belajar bicara. Ngomongin 3G dan teknologi pendahulunya, saya cukup puas karena pernah menjadi penikmat MMS di saat operator belum resmi launch MMS di tahun 2002. Artefak ada di PC Plus di mana saat itu saya promosikan NowMMS (http://www.nowmms.com) merupakan portal free untuk MMS. Kini Video Call saya pakai untuk obat kangen buat Kevin dan maminya.

Sunday, January 11, 2009

Saya selalu tersenyum saat melihat teman-teman saya selalu bergonta-ganti gadget atau kendaraan atau barang apa pun mengikuti trend yang terjadi saat itu. Pun saya sesekali membuka koleksi literatur dan buku di rumah, yang kata orang lebih suka menyebut perpustakaan pribadi. Kenapa saya buat thread dengan topik di atas ? Karena bulan ini saya sedang berpikir ulang untuk membeli gadget baru untuk mengganti yang lama. Gadget lama saya beli sejak anak pertama lahir dan tiap hari selalu saya gunakan untuk video call. Ini juga mengingatkan 6 tahun lalu saya tiap hari ber-MMS ria dengan pacar saya. Saat itu saya juga aktif menjadi member forum http://www.forumponsel.com. Tulisan saya mengenai teknologi MMS di PC Plus yang menggunakan jasa pihak ketiga, telah memberikan solusi bagi pemilik handset yang sudah support MMS. Nokia 7210 akhirnya saya beli agar bisa ber-MMS ria. Seiring dengan pertumbuhan proses PDKT dengan calon istri, Nokia 7210, Kartu Satelindo Pasca Bayar serta memahami teknologinya sudah saya tetapkan sebagai kebutuhan. Menjadi kebutuhan karena saya butuh update tiap hari berupa gambar atau tulisan message yang panjang, setahu saya SMS normal cuma maksimal 300 karakter sedangkan saat itu saya bisa
nulis pesan lebih dari 1000 karakter plus image dengan biaya Rp 1/Kbyte. 1 Kbyte = 1024 karakter jadi saya cuma butuh Rp 1 rupiah buat GPRS dan message panjang pun terkirim. Ini yang alasan saya menyebut kebutuhan karena jika dibanding biaya SMS Rp 250 setiap kali kirim, maka dengan cara pertama maka biaya pulsa akan bisa ditekan. Bedanya dengan keinginan seperti apa ya ? Andai saya mau membeli alat komunikasi baru maka harus saya perjelas lebih banyak untuk apa. Saat ini saya tidak butuh menjawab email secara cepat karena saya sudah punya laptop yang 24 jam bisa online via internet, tapi cuma orang gila yang
sanggup online 24 jam di depan komputer. Lagipula saya tidak ingin dilihat orang seperti orang penting karena memang tidak penting hahahaha.... (ngaku deh masih jadi kuli). Lagipula teknologi SMS menurut saya lebih masuk akal karena semua orang hampir punya HP dan bisa terima SMS di mana pun juga. Kalau saya hanya butuh komunikasi suara (voice) maka saya tidak perlu beli Samsung Omnia tapi cukup HP bundling dari operator yang seharga
200-an ribu. Jika pekerjaan saya banyak menggunakan SMS mungkin pilihan beli HP Nokia lebih tepat karena saya sering melihat seseorang menulis SMS tanpa melihat gadget nya, ini luar biasa makanya sering saya melihat teman saya menyetir sambil ber-SMS di jalan raya. Ini peringatan buat teman-teman yang masih berkebiasaan ini karena ada kejadian di Amerika, seorang wanita menabrak mati anak kecil yang sedang naik sepeda gara-gara sibuk SMS.
Jadi yang harus digarisbawahi adalah bahwa kebutuhan itu berarti memenuhi tujuan dasar yang sudah ditentukan, sedangkan keinginan bisa berarti tambahan unsur estetika, gengsi dan hal lain yang sebenarnya tidak perlu. Simple nya adalah : saat ini saya lapar, di sebelah rumah ada warung nasi. Sedang di rumah terdapat sayur bikinan istri berikut lauk pauk dan nasi.
Mungkin dari sini bisa memperjelas jika saya makan di sebelah rumah berarti keinginan, dibanding makan di rumah yang merupakan kebutuhan.

Tuesday, January 06, 2009

Blogging untuk sebuah buku

Malam ini, saya buka Facebook dan di sana sedang online Ibu Iftida Yasar,
konsultan SDM dan pengusaha serta Ketua ABADI (Asosiasi Bisnis Alih Daya
Indonesia) atau outsourcing. Sewaktu saya buka chat dengan beliau, dijawab
bahwa malam ini sedang blogging agar terbiasa nulis dan berharap ide yang
tertuang dalam blog bisa dijadikan buku. Lalu terbitlah buku. Wah ide nya
bagus sekali karena setahu saya beberapa buku beliau sudah beredar di
pasar dan saya sempat membelinya khususnya yang berkaitan dengan bisnis
outsourcing. Mungkin ini bisa jadi inspirasi bagi pengguna internet yang
hobby menulis tapi merasa tidak sempat punya waktu khusus buat persiapan
nulis. Tidak ada salahnya memulai sebuah blog baru dan tiap saat ada
kesempatan tinggal menulis email dan diupload ke dalam blog yang sudah
dipersiapkan. Oh ya blog nya Ibu Iftida Yasar ada di
http://iftidayasar.blogspot.com yang punya tampilan (jika belum dirubah)
mirip dengan tampilan blog saya ini. Kebetulan memang, cuma beda nasib
hehehe... kalo saya masih kuli, beliau sudah jadi juragan umh...

Monday, January 05, 2009

Hari ini kali pertama masuk kantor setelah 12 hari liburan di Kediri, Solo dan Jogja. Hal pertama yang berkesan, saya sangat salut dengan hadirnya Vice President Director yang mendatangi karyawan untuk mengucapkan selamat tahun baru termasuk kepada saya. Beliau yang sudah bekerja di kantor ini selama lebih 20 tahun, ternyata tidak punya gaya bossy yang minta anak buah mendatangi untuk mengucapkan selamat.

Thursday, January 01, 2009

My first posting in 2009. Now is 00.00 WIB - 1 January 2009 --- Happy New Year !