Thursday, January 17, 2008
Untuk mendukung program open source (linuxisasi) kantor, bulan ini aku lagi search laptop bekas. Duh harganya mahal-mahal euy ... aku udah keburu pesen Distro Ubuntu yang datang 4 minggu lagi langsung dari negara pembuatnya, kemudian aku juga pesen Distro Linux XP di Amerika tapi mesti bayar US $ 49 ato sekitar 500 ribuan. Kebetulan banyak temen-temen penggiat IT yang dulu aktif di Genetika (Gerakan Nasional Telematika) bisa aku tanyai dan mereka berpendapat bahwa migrasi dari Microsoft ke Linux bisa berhasil asal didukung penuh oleh manajemen dalam hal ini adanya goodwill dari CEO dan jajarannya. Dan sepertinya ini akan lancar-lancar saja karena IT Manager yang baru secara struktural berada di leher BOD sehingga program apa pun maka mau tidak mau, suka tidak suka haruslah didukung. Pengalaman saja, saat booming IT tahun 2000-an aku sudah giat di ICT Watch sebagai Associate Member bersama Onno W Purbo dan Mas Wigrantoro RS dan lain-lain penggiat (tapi kini 2008, keanggotaanku udah dicabut seiring non-aktifnya aku di dunia IT Indonesia serta tidak lagi jadi penulis IT di PC Plus). Keberhasilanku hanyalah menyelenggarakan International Seminar on SME kerjasama AOEMA yang menghadirkan Sri Sultan HB X, Gubernur DIY, untuk pertama kalinya di kampus UAJY. Tapi antusiasme dalam menggunakan open source saat itu reda setelah merasakan apa itu RedHat dan Mandrake. Asyik memang tapi lebih asyik Windows bajakan hehehe... tapi dulu temen-temen kos ku bilang kalo aku adalah "Linuxer" karena sekali-kali asyik juga make Linux. Tidak terasa udah 6 tahun lebih aku meninggalkan Linux, eh kini kantorku menggiatkan lagi ... cuma omong punya omong, temenku yang jadi pengajar di Inixindo bilang komputernya sering hang saat mau print dokumen, usut punya usut, ada beberapa distro yang tidak didukung driver-driver hardware. Nah lho ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment