Thursday, December 31, 2009
Tahun baru 2010 kali ini aku rayakan di Bali bersama Kevin dan maminya. Awalnya aku mau ambil cuti buat touring ke Jawa alias mudik, namun maminya Kevin sudah keburu beli paket tour buat 1 keluarga berikut tiket pesawat Garuda pp. Akhirnya kami berangkat dari Jakarta tanggal 27 Desember. Setelah menimbang-nimbang faktor kepraktisan, maka kami belanja cover mobil buat nyelimuti mobil Kevin si Terios 2008 biar gak gosong karena akan dibobokkan di parkiran Bandara Suta. Akhirnya dapat tempat bobok yang lumayan aman dari kekawatiran senggal-senggol mobil lain. Tiba di Bali, bak tamu penting, guide sudah melambai-lambaikan tangan sambil pegang papan nama. Hmm... welcome to Bali lah, Pak Nyoman dan Pak Gusti yang mengantar ke Hotel Nirmala, Jimbaran Bali. Cukup dekat dengan Bandara Ngurah Ray. Akhirnya selama 6 hari ke depan, aku, Kevin dan maminya Kevin beserta 1 keponakan dari Jember yang menyusul tanggal 28, siap menjelajahi pulau Bali. Fuiih.. cukup banyak tempat, namun yang aku rasakan Kevin dan maminya bisa tertawa ria karena memaksaku naik JetSki bolak-balik serta perahu yang notabene aku kan takut sama kedalaman hahaha... Memang jagoanku biar pun belum genap 3 tahun, masalah naik JetSki gak kalah sama orang gede, belum lagi maminya yang ngebet naik layangan yang ditarik perahu boat. Ck ck ck....
Friday, December 25, 2009
Hari ini, 25 Desember 2009 liburan di rumah mertua. Kevin semalaman ronda sampai jam 01.00 karena dibelikan mainan oleh om nya dan tidak mau tidur gara-gara mobil remote. Tanggal 24 Desember 2009 malam Natal diisi dengan ibadah di Serpong. Berhubung keasyikan tidur siang akhirnya berangkat dari Cilegon hampir jam 6 sore sehingga kebagian ibadah kedua alias jam 8 malam. Siang jam 12.00 rencana bulet ke Mal Taman Anggrek dan macetnya minta ampun. Orang Jakarta pada tidak keluar kota ya? Masa nyari parkir aja lebih dari 30 menit, demikian juga pulangnya lebih dari 1 jam baru bisa bayar parkir. Rame booo...
Di MTA saya sempat mampir ke TokoPDA.Com dekat Gramedia buat upgrade Netbook Axiioo saya karena baca testimoni teman-teman bisa bikin wuz wuz wuz... Akhirnya transaksi merek Kingston 1 keping DDR seharga 250ribu berikut pasang. Dan alhasil tidak lebih 15 menit, netbook ini sudah bisa jadi 2GB RAM. Awalnya si om penjual bilang harus beli 1 keping berkapasitas 2GB karena tidak ada slot buat tambahan memori, wah dalam hati harus rogoh kocek 500ribu neh, tapi saya bilang dibuka dulu karena menurut teman-teman cukup beli 1 keping saja. Alhasil memang bener 1 keping 1 GB sebagai tambahan saja, dan si Om penjual lupa kali, Netbook saya kan keluaran awal karena sudah 1 tahun lebih dan produk teranyar dari Axioo ini memang lebih mungil dan wajar kalo tidak ada slot extra buat nambah memori. Alhasil memang wuzzzz.... wuzzz... saya bisa buka aplikasi database HRIS, MS Office dan aplikasi lainnya buat edit gambar.
Di MTA saya sempat mampir ke TokoPDA.Com dekat Gramedia buat upgrade Netbook Axiioo saya karena baca testimoni teman-teman bisa bikin wuz wuz wuz... Akhirnya transaksi merek Kingston 1 keping DDR seharga 250ribu berikut pasang. Dan alhasil tidak lebih 15 menit, netbook ini sudah bisa jadi 2GB RAM. Awalnya si om penjual bilang harus beli 1 keping berkapasitas 2GB karena tidak ada slot buat tambahan memori, wah dalam hati harus rogoh kocek 500ribu neh, tapi saya bilang dibuka dulu karena menurut teman-teman cukup beli 1 keping saja. Alhasil memang bener 1 keping 1 GB sebagai tambahan saja, dan si Om penjual lupa kali, Netbook saya kan keluaran awal karena sudah 1 tahun lebih dan produk teranyar dari Axioo ini memang lebih mungil dan wajar kalo tidak ada slot extra buat nambah memori. Alhasil memang wuzzzz.... wuzzz... saya bisa buka aplikasi database HRIS, MS Office dan aplikasi lainnya buat edit gambar.
Monday, December 14, 2009
Melawan company culture dengan politik organisasi, mampu kah ?
Budaya organisasi pasti dibentuk oleh stakeholder perusahaan. Seberapa kuatkah orang-orang yang mencoba berpolitik di dalam organisasi bisa merubah budaya organisasi? Alkisah jika kita join perusahaan yang kental dengan budaya yang sudah dibentuk oleh pemiliknya dan jika ada yang tidak menyukai budaya tersebut, apakah bisa dilawan dengan permainan politik organisasi? Politik menganut istilah tiada kawan abadi dan tiada musuh abadi. Alkisah, ada oknum karyawan yang ambisi dengan jabatan dan kehormatan maka perlawanan dengan politik organisasi akan membahayakan dirinya sendiri. Pengalaman saya, pernah menginterview calon pimpinan sebuah divisi dalam perusahaan dan hasil akhirnya adalah recommended candidate to be recruited, dan BOD akhirnya merekrut si kandidat. Namun apa hasilnya? Lucu, anak buah saya sampai diwajibkan memberikan ucapan selamat pagi, tidak peduli siang atau malam. Pun muncul aroma pertentangan antara Divisi HRD & GA dengan divisi yang dia pimpin. Saya juga instropeksi berkali-kali tentang kesalahan-kesalahan saya selama ini. Dan hebatnya, pekerjaan saya di bidang HRD & GA bisa dia otak atik, sehingga beberapa fungsi tugas saya diambil alih dan menjadi tanggung jawab dia, dalam hati saya bersyukur load pekerjaan berkurang :-) dan lebih dari 6 bulan saya mengalami apa yang dinamakan serangan pribadi dengan target saya harus resign dari perusahaan ini.
Memang beberapa kali muncul demo masyarakat, aksi masa dan isu-isu negatif yang terkait dengan fungsi saya sebagai penjaga gawang HRD & GA. Di antaranya isu money politics, menggeerakkan demonstrasi, dll. Saya masih punya iman dan sedari dulu saya tidak pernah merasa "ingin kaya" karena itu diajarkan oleh kepercayaan saya. Alhasil jika didera isu money politic, menerima fee dari vendor-vendor di pabrik, saya justru bangga, ternyata kepercayaan saya itu menguatkan saya untuk lebih eksis. Memang sudah sekian kali saya bisa menjebak praktek uang dalam rekrutmen yang dilakukan oknum masyarakat yang menjual nama saya. Demikian juga beberapa tokoh masyarakat datang menemui saya dengan segepok uang, terakhir saya lihat lembaran ratusan ribu setebal 1 cm .. hitung sendiri berapa, itu sempat disodorkan kepada saya. Toh karena saya tidak ingin kaya dan ingat Kevin Nathanael Nugroho dan istri saya di rumah, maka cobaan itu sirna dengan sendirinya. Untunglah sekian cobaan terlewati, Tuhan dari dulu adil buat saya. Alhasil pun, si pimpinan divisi ternyata dihukum oleh waktu karena tuduhan-tuduhan yang dilaporkan kepada Direksi tentang saya tidak terbukti karena memang saya ya begini-begini saja, tidak punya apa-apa. Justru permainan politik dia yang mengadu domba antara sesama karyawan demi jabatan dan gengsi menyebabkan dia harus resign (baca: phk). Sebenarnya saya prihatin secara dia itu sebenarnya kakak kelas saya sewaktu kuliah di Jogja. Tapi nasi sudah jadi bubur, semoga ada hikmahnya buat saya dan buat karyawan lain. Sebagai karyawan ternyata harus punya jiwa loyal kepada profesionalitas serta kuat iman, loyal atau menjadi hamba uang itu bisa berakibat neraka, demikian saya sebut jika tidak mau dibilang PHK.
Budaya organisasi pasti dibentuk oleh stakeholder perusahaan. Seberapa kuatkah orang-orang yang mencoba berpolitik di dalam organisasi bisa merubah budaya organisasi? Alkisah jika kita join perusahaan yang kental dengan budaya yang sudah dibentuk oleh pemiliknya dan jika ada yang tidak menyukai budaya tersebut, apakah bisa dilawan dengan permainan politik organisasi? Politik menganut istilah tiada kawan abadi dan tiada musuh abadi. Alkisah, ada oknum karyawan yang ambisi dengan jabatan dan kehormatan maka perlawanan dengan politik organisasi akan membahayakan dirinya sendiri. Pengalaman saya, pernah menginterview calon pimpinan sebuah divisi dalam perusahaan dan hasil akhirnya adalah recommended candidate to be recruited, dan BOD akhirnya merekrut si kandidat. Namun apa hasilnya? Lucu, anak buah saya sampai diwajibkan memberikan ucapan selamat pagi, tidak peduli siang atau malam. Pun muncul aroma pertentangan antara Divisi HRD & GA dengan divisi yang dia pimpin. Saya juga instropeksi berkali-kali tentang kesalahan-kesalahan saya selama ini. Dan hebatnya, pekerjaan saya di bidang HRD & GA bisa dia otak atik, sehingga beberapa fungsi tugas saya diambil alih dan menjadi tanggung jawab dia, dalam hati saya bersyukur load pekerjaan berkurang :-) dan lebih dari 6 bulan saya mengalami apa yang dinamakan serangan pribadi dengan target saya harus resign dari perusahaan ini.
Memang beberapa kali muncul demo masyarakat, aksi masa dan isu-isu negatif yang terkait dengan fungsi saya sebagai penjaga gawang HRD & GA. Di antaranya isu money politics, menggeerakkan demonstrasi, dll. Saya masih punya iman dan sedari dulu saya tidak pernah merasa "ingin kaya" karena itu diajarkan oleh kepercayaan saya. Alhasil jika didera isu money politic, menerima fee dari vendor-vendor di pabrik, saya justru bangga, ternyata kepercayaan saya itu menguatkan saya untuk lebih eksis. Memang sudah sekian kali saya bisa menjebak praktek uang dalam rekrutmen yang dilakukan oknum masyarakat yang menjual nama saya. Demikian juga beberapa tokoh masyarakat datang menemui saya dengan segepok uang, terakhir saya lihat lembaran ratusan ribu setebal 1 cm .. hitung sendiri berapa, itu sempat disodorkan kepada saya. Toh karena saya tidak ingin kaya dan ingat Kevin Nathanael Nugroho dan istri saya di rumah, maka cobaan itu sirna dengan sendirinya. Untunglah sekian cobaan terlewati, Tuhan dari dulu adil buat saya. Alhasil pun, si pimpinan divisi ternyata dihukum oleh waktu karena tuduhan-tuduhan yang dilaporkan kepada Direksi tentang saya tidak terbukti karena memang saya ya begini-begini saja, tidak punya apa-apa. Justru permainan politik dia yang mengadu domba antara sesama karyawan demi jabatan dan gengsi menyebabkan dia harus resign (baca: phk). Sebenarnya saya prihatin secara dia itu sebenarnya kakak kelas saya sewaktu kuliah di Jogja. Tapi nasi sudah jadi bubur, semoga ada hikmahnya buat saya dan buat karyawan lain. Sebagai karyawan ternyata harus punya jiwa loyal kepada profesionalitas serta kuat iman, loyal atau menjadi hamba uang itu bisa berakibat neraka, demikian saya sebut jika tidak mau dibilang PHK.
Subscribe to:
Posts (Atom)